Regional Media Conference 2025 Dorong Kesetaraan dan Keberlanjutan di Timur Indonesia

  • Bagikan
Suasana diskusi dalam acara Regional Media Conference 2025 yang digelar oleh BBC Media Action berkolaborasi dengan KabarMakassar di Nipah Park, Makassar, Senin (24/3/2025).

Pada puncak acara, diluncurkan program kesetaraan dan keberlanjutan wilayah Indonesia Timur melalui penguatan hak sipil dan Peran Media. Acara ini menjadi momen penting dalam merumuskan strategi pembangunan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia.

Direktur KabarMakassar, Hajriana Ashadi, menegaskan bahwa RMC 2025 menghasilkan berbagai ide strategis, khususnya dalam menjawab tantangan pembangunan dan pemenuhan hak sipil di wilayah timur Indonesia.

“Terima kasih BBC Media Action atas ruang diskusi produktif dan kerja sama ini. Kami berharap kegiatan ini dapat melahirkan produk hukum yang menjamin transparansi dan berkelanjutan,” kata Hajriana.

Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey CVO, OBE, yang hadir melalui medium virtual menyorot peran penting jurnalisme dalam demokrasi dan hak asasi manusia. Dia mengapresiasi kolaborasi KabarMakassar dan BBC Media Action dalam membuka ruang diskursus mengenai tantangan media dan jurnalisme khususnya di Kawasan timur Indonesia. Menurut Dominic, jurnalisme dan hak asasi manusia merupakan pilar penting dalam masyarakat demokratis.

“Jurnalis memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat, meningkatkan transparansi, serta mengarahkan perhatian terhadap isu-isu penting seperti HAM dan lingkungan,” ujar Dominic.

Menurut dia, meliput isu lingkungan seperti perubahan iklim dan polusi, bukanlah tugas yang mudah. Jurnalis sering kali harus bekerja dalam kondisi yang menantang dan menghadapi risiko besar. Oleh karena itu, menjaga keselamatan dan independensi mereka menjadi hal yang sangat penting guna menjamin kebebasan pers.

Dominic menekankan bahwa hubungan antara pemerintah Inggris dan Indonesia telah terjalin lama, berdasarkan prinsip saling menghormati. Konferensi ini, menurut Dia, menjadi kesempatan berharga untuk membahas cara-cara mendukung jurnalis dalam menjalankan tugas mereka.

Dia menyorot pentingnya akses jurnalis terhadap pelatihan, sumber daya, dan jaringan profesional guna memastikan laporan yang akurat dan beretika.

“Kolaborasi antara media dan masyarakat sipil adalah kunci untuk menciptakan lingkungan di mana kebebasan pers dapat terlindungi,” imbuh Dominic.

Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi jurnalis Indonesia dalam menghadapi tantangan di era digital serta memperkuat kebebasan pers di tengah dinamika informasi global.

  • Bagikan

Exit mobile version