Regional Media Conference 2025 Dorong Kesetaraan dan Keberlanjutan di Timur Indonesia

  • Bagikan
Suasana diskusi dalam acara Regional Media Conference 2025 yang digelar oleh BBC Media Action berkolaborasi dengan KabarMakassar di Nipah Park, Makassar, Senin (24/3/2025).

Adapun Head of Project BBC Media Action, Helena Rea, menyorot pentingnya membangun kapasitas media dan memperkuat kolaborasi lintas sektor.

“Kami melihat semangat kolaborasi yang luar biasa dari berbagai pihak, baik media maupun aktivis. Media adalah pilar penting dalam perubahan sosial. Selain meningkatkan kualitas karya jurnalistik, kita juga perlu melihat bagaimana media dapat memengaruhi kebijakan terkait isu-isu besar, seperti lingkungan, hak perempuan, dan pemerataan pembangunan di daerah terpencil,” ujar Helena.

Helena menegaskan bahwa digital literacy dan media literacy harus diperkuat guna membangun ketahanan publik terhadap misinformasi dan disinformasi. Terutama bagi anak muda, perempuan, dan kelompok rentan lainnya.

“Dengan adanya disrupsi digital, kita kebanjiran informasi. Setiap hari kita mengonsumsinya, yang memilih dan memilahnya adalah algoritma. Yang kalau diperhatikan lebih lanjut, belum tentu semuanya dibutuhkan oleh publik, mengandung misinformasi dan disinformasi yang membentuk persepsi, dan mempengaruhi cara seseorang mengambil keputusan tanpa menyadarinya,” sambung dia.

Kerja media, sebut Helena, memperlukan pendekatan yang inovatif. “Semoga selama kerja sama ini, kita bisa membangun kapasitas ini dalam pendekatan story telling, genre, style dan terutama bagaimana memahami audiens dengan lebih baik dan inovasi teknologi sehingga memiliki dampak positif bagi publik,” tutur dia.

Rektor Universitas Hasanuddin Profesor Jamaluddin Jompa turut hadir dan menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendukung pembangunan di timur Indonesia. Sebagai perwakilan akademisi, Jamaluddin menegaskan bahwa Unhas merupakan refresentase Indonesia Timur.

“Saat ini, dari 24 PTNBH di Indonesia, hanya satu yang berasal dari timur, yakni Unhas. Ibarat kapal, jika 23 ada di barat dan hanya satu di timur, maka kapal itu akan miring. Oleh karena itu, kita harus memperkuat kapasitas di berbagai bidang, termasuk hak-hak sipil dan peran media. Dan Unhas dengan seluruh jaringannya, siap mengambil peran itu,” kata Jamaluddin.

Di akhir acara, dilakukan penandatanganan kesepakatan bersama terkait Kesetaraan dan Keberlanjutan Wilayah Indonesia Timur melalui Penguatan Hak Sipil dan Peran Media. Inisiatif ini diharapkan mampu mendorong kebijakan yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Semua perwakilan dan pembicara tampil dan ikut membubuhkan tanda tangan kesepakatan. (*)

  • Bagikan

Exit mobile version