Ketua NU Sulsel Ajak Jadikan Idulfitri Sebagai Momentum Memperbaiki Hubungan dengan Sesama

  • Bagikan
Ketua Nahdlatul Ulama (NU) Sulawesi Selatan, Prof. KH Hamzah Harun.

Ia mengutip pemikir Islam, Syekh Yusuf Asnawi, yang mengingatkan agar umat Islam tidak menjadi "penyembah Ramadan."

"Penyembah Ramadan" memiliki arti, yakni hanya beribadah dengan sungguh-sungguh saat bulan suci tetapi melupakan nilai-nilainya setelahnya.

“Tuhan di bulan Ramadan adalah Tuhan yang sama di luar Ramadan. Seharusnya, hubungan dengan Tuhan dan sesama tetap terjaga sepanjang tahun,” terang Prof. Hamzah.

Namun, mempertahankan semangat Idul Fitri bukan tanpa tantangan. Hamzah menilai, tantangan terbesar justru datang dari dalam diri sendiri, yakni hawa nafsu yang kembali berkuasa setelah Ramadan berakhir.

“Di bulan Ramadan, kita berhasil menekan hawa nafsu. Tapi setelahnya, kita seringkali kehilangan kendali dan kembali mengikuti keinginan diri. Inilah tantangan terbesar,” kata Prof. Hamzah.

Ia menyebut, mengendalikan hawa nafsu memerlukan nilai-nilai keimanan yang kuat.

“Di situlah diperlukannya nilai-nilai iman untuk mengendalikan hawa nafsu. Jangan dibalik, hawa nafsu yang mengendalikan iman. Artinya, hawa nafsu memang tidak salah kita gunakan karena itu salah satu ciptaan Allah SWT yang disimpan dalam diri kita. Tetapi, harus dikendalikan,” jelas Prof. Hamzah.

  • Bagikan

Exit mobile version