TAKALAR, RAKYATSULSEL - Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Takalar, Heince, diterpa isu miring setelah sebuah akun anonim di grup Facebook Kabar Takalar menudingnya menerima uang hasil bisnis narkotika. Selain itu, Heince juga dituding melakukan membiarkan peredaran barang haram itu di dalam lapas.
Tuduhan tersebut sontak memicu perbincangan di media sosial. Dalam unggahan pada Jumat (28/3/2025), akun anonim itu menulis bahwa di Lapas Takalar terjadi praktik pungutan liar (pungli) dan adanya pembiaran peredaran narkoba. Unggahan ini langsung menuai berbagai respons dari warganet, sebagian mengecam tindakan fitnah tersebut, sementara yang lain menuntut klarifikasi dari pihak terkait.
Heince membantah dan menyebut bahwa unggahan itu adalah fitnah yang merugikan dirinya secara pribadi maupun institusi Lapas Takalar.
"Postingan itu tidak benar dan sangat merugikan kami. Ini adalah fitnah yang tidak bisa kami terima," ujar Heince.
Dia mengatakan akan menelusuri pemilik akun anonim tersebut dan melaporkannya ke aparat penegak hukum.
Ketua LSM Gerakan Rakyat Menggugat (GERAM) Takalar, Sainuddin meminta
masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial, karena penyebaran berita hoaks bisa berujung pada konsekuensi hukum.
"Kami mengingatkan masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial. Menyebarkan berita tanpa dasar bisa berakibat pidana," ujar dia.
Sainuddin juga menduga bahwa tuduhan ini muncul karena semakin ketatnya pengawasan di Lapas Takalar terhadap peredaran narkoba.
"Selama ini, pihak Lapas rutin melakukan razia dan semakin sulit bagi pelaku kejahatan untuk menjalankan aksinya. Bisa jadi ada pihak yang tidak senang dengan hal ini, lalu menyebarkan fitnah," imbuh dia.
Hingga kini, pihak lapas masih berupaya mengusut penyebar hoaks tersebut dan menempuh jalur hukum untuk membersihkan nama baik mereka. (*)