GOWA, RAKYATSULSEL - Puluhan tahun mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik, hari ini menjadi salah satu hari terbahagia Sahraeni (53).
Suhraeni ingat betul, lima tahun belakangan ia bekerja keras agar sekolah yang dipimpinnya menjadi lebih baik dan lebih aman saat proses belajar mengajar. Terlebih saat banjir, sekolah yang berada di Desa Surobaya kecamatan Bontonompo selatan kabupaten gowa ini kerap kali terendam, ia kasihan kepada siswa siswi yang terpaksa pulang tanpa belajar.
Sahraeni telah melakukan berbagai cara, sudah kirim proposal sana sini, kepada pemerintah maupun korporasi, siapapun asal bisa membantu. Tujuannya satu, SDI Surobaya jadi lebih layak.
Ia menceritakan kerusakan yang terjadi di sekolah karena usianya yang memang sudah tua. Di dirikan pada tahun 1989 dan saat ini kondisinya sangat mengkhawatirkan. Fasilitas sekolah pun seadanya. Hanya cukup bagi siswa untuk duduk belajar namun dihantui perasaan tidak aman.
"Berdirinya sekolah ini tahun 1989, saya berada di sini tahun 2021. Kondisi sekolah sudah mulai tidak layak lagi karena usianya. Setiap tahunnya semakin tidak layak. Sekolah ini juga dikepung banjir, kalau banjir malam senin besoknya tidak bisa menggelar upacara karena air setinggi betis.," ungkapnya.
Di tahun pertama Sahraeni menjabat sebagai Kepala sekolah, Jumlah Siswa ada 70 orang, di tahun ke dua meningkat menjadi 90 orang. Namun dalam kondisi yang semakin memprihatinkan, ibu tiga orang anak ini khawatir tidak ada lagi orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di SDI Surobaya.
Hingga usahanya memperlihatkan hasil, Bank Republik Indonesia (BRI) bersedia memberikan bantuan renovasi sekola seperti yang diharapkannya dan tenaga pendidik lain yang mengabdi di sekolah SDI Surobaya.
Total ada 6 ruangan yang di renovasi, 3 kelas diantaranya mendapatkan renovasi ful sebab di musim penghujan kerja jadi langganan banjir.
Kepala Cabang BRI Sungguminasa, Andre Ferdya menjelaskan BRI selalu berkomitmen menyalurkan dana CSR kepada yang membutuhkan termasuk fasilitas pendidikan.
"Total bantuan yang kami gelontorkan Rp730 juta, berasal dari dana bisnis BRI yang dikumpulkan untuk masyarakat. Untuk bangunan juga kita menghadirkan bahan sesuai standar kami, bahkan anti rayap agar bangunan sekolah dapat awet," ucapnya.
Menurutnya Andre sekolah SDI Surobaya amat memprihatinkan, apalagi kerap terendam banjir yang menyebabkan proses belajar mengajar di hentikan.
"Yang direnovasi adalah gedung sekolah dan fasilitas seperti toilet. Kami juga mengadakan perbaikan biar tidak kena banjir. Untuk pengerjaan kurang lebih izin hingga peresmian membutuhkan waktu 9 bulan pengerjaan.Kami memiliki beberapa pertimbangan dan memilih memberi bantuan kepada sekolah ini. Kami berharap fasilitas pendidikan ini bisa lebih baik sehingga siswa nyaman bersekolah.," tandasnya. (Hikmah/B)