MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinas Kebudayaan Makassar patut diapresiasi soal penanganan sampah khususnya sampah plastik. Sebab, untuk mewujudkan kota ramah lingkungan seluruh pegawai diajak menggunakan tumbler.
Kantor milik Pemkot Makassar berlokasi di Museum Kota ini tak lagi menerapkan pengunaan plastik selama beraktifitas. Mulai kemasan makanan hingga minuman. Hal ini betuk upaya dinas mewujudkan kota ramah lingkungan.
Kepala Dinas Kebudayaan Makassar Andi Herfidha Attas mengatakan pihaknya sudah tak mengunakan plastik sejak 2021. Ia memberlakukan seluruh pegawainya membawa tumbler atau tabung minuman sebagai cara mengurangi pengunaan plastik.
"Kalau pegawai Dinas Kebudayaan itu sudah wajib, termasuk ketika ada tamu sudah tak menyiapkan minuman kemasan lagi tapi botol kaca," kata Kepala Dinas Kebudayaan Makassar Andi Herfidha Attas, Senin (14/4).
Secara pribadi, Puang Fidha--sapaan akrabnya menyebut tak lagi mengunakan plastik sejak 10 tahun lalu. Langkah ini kemudian diterapkan secara luas di lingkungan kerja. Baik saat menjabat kepala bidang sampai menjadi kepala dinas.
"Kenapa kita lakukan karena ini sebagai kampanyekan ramah lingkungan, bayangkan kalau sampah plastik itu 100 tahun baru bisa terurai. Sampai kapanpun tidak ada penyelesai soal itu," jelasnya.
Tak hanya di Makassar, sebagai Ketua TP PKK Kabupaten Bulukumba, kata Puang Fidha juga melakukan hal yang sama. Ini tentu tentu sebagai upaya meluaskan kampanye bebas pengunaan plastik.
"Kita sudah terapkan itu di Bulukumba juga dan lingkungan Pemkab PKK, Dekranasda sudah wajib hukumnya souvenir itu tidak ada mi plastik lgi," ucapnya.
Olehnya itu, kata Puang Fidha, penerapan kampanye bahaya plastik ini harus di sebarluaskan di seluruh kalangan masyakarat termasuk kantor dinas di Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar. (*)