LUWU TIMUR, RAKYATSULSEL – Dalam momentum Hari Ulang Tahun (HUT) ke-17 Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia, Ketua Bawaslu Luwu Timur, Pawennari, menyampaikan pernyataan reflektif yang menggugah seluruh peserta forum.
“Adalah kemustahilan jika kita mengharapkan demokrasi berjalan dengan baik di luar, sementara di dalam Bawaslu sendiri tidak demokratis,” tegas Pawennari, Rabu (16/4/2025).
Ia menekankan bahwa konsistensi internal adalah tantangan utama yang dihadapi Bawaslu saat ini.
Dalam pidatonya, Pawennari mengajak seluruh jajaran Bawaslu untuk menjaga marwah lembaga sebagai garda terdepan dalam mengawal proses demokrasi di Indonesia.
“Tantangan kita bukan hanya eksternal, tapi juga internal—yakni bagaimana kita membangun integritas dari dalam,” ujarnya.
Ia juga mengulas tema nasional HUT ke-17 Bawaslu RI, yaitu "Konsisten Mengawal Demokrasi", seraya membuka ruang untuk introspeksi dan kritik sebagai bagian dari upaya memperkuat kelembagaan.
Sementara itu, Anggota KPU Luwu Timur, Yusril Hidayat, menegaskan bahwa hubungan antara KPU dan Bawaslu bukan hanya bersifat koordinatif, tetapi juga kolaboratif.
“Tanpa pengawasan yang kuat, pemilu bisa kehilangan legitimasi,” kata Yusril.
Mantan Komisioner Bawaslu Lutim periode 2018–2023, Zaenal Arifin, turut memberikan pesan penting dalam acara tersebut. Ia mengingatkan pentingnya menjaga prestasi yang telah ditorehkan, khususnya dalam penanganan pelanggaran pemilu melalui Sentra Gakkumdu.
Tasyakuran HUT Bawaslu ini tak hanya menjadi ajang seremoni, tetapi juga menjadi momen perenungan dan evaluasi bersama seluruh pemangku kepentingan kepemiluan.
“Demokrasi yang jujur dan adil hanya mungkin terwujud jika para pengawalnya juga jujur dan adil,” tutup Pawennari. (Yadi/A)