Berebut Restu Bahlil

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dinamika jelang Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulawesi Selatan (Sulsel) semakin memanas. Sejumlah kader potensial mulai intens membangun komunikasi politik.

Sebanyak tiga kader Partai Golkar telah mendapatkan restu Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia untuk maju dalam Musyawarah Daerah (Musda) DPD I Golkar Sulsel, yang akan digelar dalam waktu dekat.

Ketiga kader tersebut adalah mantan Bupati Gowa dua periode, Adnan Purichta IYL pada tanggal 31 Maret 2025. Kemudian mantan Wali Kota Makassar Ilham Arief Sirajuddin (IAS) pada Selasa 15 April 2025. Terakhir, Wali Kota Makassar Munafri Arifuddin (Appi) bertemu Bahlil meminta restu pada Rabu 16 April 2025.

Manuver politik ketiganya mencuat seiring menghangatnya bursa calon Ketua DPD I Golkar Sulsel. Selain Appi, IAS, dan Adnan, dua nama lain yang digadang-gadang sebagai kandidat kuat adalah Bupati Barru, Andi Ina Kartika Sari dan mantan Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani serta Taufan Pawe.

Pengamat politik Politik UIN Alauddin Makassar, Prof Dr. Firdaus Muhammad berpandangan, sejumlah figur yang digadang-gadang maju memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Sulsel, perlu sowan meminta restu Ketua Umum Bahlil.

"Kader maju setiap Musda atau Muswil seharusnya memang mendapat restu DPP atau Ketum partai itu penting," ujar Firdaus, Jumat (18/4/2025).

Menurutnya, sangat wajar jika sejumlah kader Golkar yang manuver meminta restu ke Bahlil. Hal itu mengukur apakah serius maju atau sekadar coba-coba.

"Saya kira tolak ukurnya disitu, jika mendapat restu baik, pasti calon Ketua Golkar sedikit gembira. Jadi, jalan terbaiknya mereka harus dapat restu Ketum Golkar," jelasnya.

Disebutkan, persaingan menuju Ketua Partai Golkar Sulsel mendatang, akan sangat dipengaruhi oleh pertimbangan dan restu dari Bahlil yang kini memegang tamduk kepemimpinan di partai beringin rindang.

"Jika melihat situasi, ujungnya Golkar nanti akan mengikuti pertimbangan dan restu Bahlil. Calon ketua DPD I mau klaim dukungan DPD II. Kan pada akhirnya DPP memberikan arahan," bebernya.

Salah satunya, Ketua DPD II Golkar Makassar, Munafri Arifuddin mulai gencar. Menariknya, Munafri baru saja bertemu langsung dengan Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia. Pertemuan tersebut berlangsung di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (16/4/2025) sore. Munafri alias Appi membenarkan pertemuan itu.

Wali Kota Makassar itu menyebutkan, selain dalam rangka silaturahmi di momen Idulfitri, obrolan politik terutama sesama kader Golkar juga dilakukan. Terlebih, Bahlil memuji kader-kader beringin rindang yang berhasil jadi kepala daerah.

Termasuk, Munafri Arifuddin yang berhasil mengakhiri puasa kemenangan 16 tahun partai beringin rindang di Kota Daeng. Partai Golkar terakhir kali meraih kemenangan di Pilwali Makassar pada Pilkada 2008 silam.

Namun dalam tiga gelaran Pilwalkot Makassar berikutnya, partai berlambang pohon beringin itu selalu gagal merebut kemenangan. Dalam pertemuan tersebut, Bahlil turut memberikan restu dan dorongan kepada kader-kader berprestasi untuk maju dan bertarung di Musda Golkar Sulsel.

"Ketum (Bahlil) menyampaikan bahwa semua daerah akan melaksanakan Musda. Siapapun yang maju, silakan bertempur," ungkap Appi.

Menurut Appi, Bahlil menegaskan bahwa Partai Golkar memberi ruang seluas-luasnya kepada setiap kader untuk berkompetisi sehat, termasuk dalam perebutan kursi Ketua DPD I Sulsel.

Bahlil, kata Appi, juga mengapresiasi kondisi politik di Makassar yang dinilai memiliki banyak kader potensial untuk membawa Golkar Sulsel lebih baik ke depan.

"Pak Ketum melihat ini dan sangat bersyukur, di Makassar ini banyak sekali kader-kader yang dianggap mampu memimpin Golkar Sulsel ke depan. Sebagai Ketum, beliau sangat mengapresiasi itu," tambah Appi.

Lain halnya dengan Ilham Arief Sirajuddin (IAS). Hingga kini IAS belum memberikan keterangan resmi. Namun, dalam unggahannya di media sosial pribadinya, IAS menuliskan bahwa ia berbicara banyak dengan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) itu. Namun, IAS tak membahas dalam unggahannya soal Golkar.

"Mereka yang berpikir negatif terhadap seseorang, rata-rata karena belum punya informasi cukup tentang orang itu. Jadi, jangan salahkan mereka, karena mereka butuh waktu untuk tahu bahwa pikiran negatif itu ternyata tidak pada tempatnya," tulis IAS.

"Kalimat itu saya dengar langsung dari mulut Menteri ESDM yang juga Ketua Golkar (Bahlil) dalam sebuah pertemuan sederhana di Jakarta baru-baru ini," sambung mantan Wali Kota Makassar itu.

IAS juga telah bertamu dengan mantan Ketua Harian DPP partai Golkar Nurdin Halid. Pertemuan berlangsung di kediaman pribadi Nurdin Halid, Jalan Mapala Kota Makassar, belum lama ini. Nurdin Halid adalah mentor, senior, sekaligus guru politik bagi IAS.

"Pas IAS datang bertamu ke rumah, kita berbincang membahas masa depan Golkar dan langkah-langkah mengembalikan kejayaan Golkar ke depan," kata Nurdin Halid.

Sebagai senior, Nurdin Halid prihatin melihat kejayaan Partai Golkar yang hilang di Sulsel. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Partai Golkar kehilangan kursi Ketua DPRD Sulsel. Nasdem mematahkan dominasi Partai Golkar pada Pemilu 2024 lalu dengan perolehan 17 kursi dibandingkan 14 kursi.

Sementara itu, Ketua DPD I Partai Golkar, Taufan Pawe (TP) menyatakan siap maju kembali dalam Musda Partai Golkar jika partai masih membutuhkan dirinya.

"Saya lihat sesuai dengan kebutuhan partai. Kalau partai masih membutuhkan saya, kenapa tidak. Tapi saya sebagai kader sangat siap," ungkap TP.

Sebagai Ketua DPD I Golkar Sulsel saat ini, TP mengaku siap melaksanakan Musda kapan saja. Ia tentu menunggu arahan dari Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia.

"Biarlah berjalan normal. Tinggal (menunggu) petunjuk dari pusat, kalau dikatakan laksanakan Musda, kami siap setiap saat," ujar TP.

Sementara, Wakil Ketua Umum (Waketum) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar, Idrus Marham, juga memberi pandangan terkait figur Ketua DPD I Golkar Sulawesi Selatan. Menurutnya, kekuatan Golkar ada pada ideologi, sistem dan kepemimpinan.

"Kalau ini dilakukan tentu ada prestasi. Pertanyaan saya dalam kepengurusan ini (Pak TP), apakah ada prestasinya atau tidak. Nah jika tidak ada prestasinya, harus diberikan punishment, bukan reward," jelas Idrus Marham, Jumat (11/4/2025).

Mantan Sekjen Partai Golkar itu menyoroti terkait kursi Ketua DPRD Sulsel yang hilang. Bahkan posisi pimpinan DPRD, seperti di Kabupaten Gowa, Partai Golkar tidak mendapat kursi pimpinan.

Bahkan, Idrus membandingkan dengan kepemimpinan yang hanya berorientasi pada penguasaan partai. Apalagi, ke depan persaingan politik semakin dinamis, bahkan semakin radikal.

"Ada perubahan peta politik yang tadinya Golkar dominan sebagai lumbung suara di Sulsel, kini diambil sama NasDem," katanya.

Lebih lanjut, politisi senior ini juga mengungkapkan, sejauh ini sejumlah kader Golkar Sulsel sudah banyak yang datang menemuinya dalam rangka silaturahmi.

"Ada yang datang mau masuk (calon ketua), ada datang mempertanyakan siapa yang saya dukung, ada yang datang izin mau maju, ya silakan saja," pungkasnya.

Idrus kemudian mempertanyakan pengelolaan Golkar Sulsel selama satu periode ini. Menurutnya minim prestasi yang bisa dibanggakan, apalagi kursi Ketua DPRD Sulsel lepas diambil partai lain.

Eks Mensos RI ini pun mendorong sikap kejujuran bagi kader Golkar. Idrus menyarankan, agar kader yang minim punya prestasi berani jujur menyampaikan hasil kinerjanya. Bagi Idrus, soal siapa yang pantas, baiknya diserahkan ke para pemilik suara. Sebab ada proses pencalonan yang harus dilewati.

"Di beberapa daerah misalkan, sudah jadi ketua, sekarang tidak jadi ketua. Bahkan ada daerah yang tidak ada pimpinannya," sambungnya.

Idrus tak setuju jika ada calon ketua yang dipelihara atau "dibekingi", sebab cara seperti ini tak menjamin bisa memberikan prestasi di kemudian hari. (Suryadi Maswatu/C)

  • Bagikan

Exit mobile version