Kopdes Merah Putih: Percepat Entaskan Kemiskinan

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Sulawesi Selatan mendorong percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih di seluruh desa dan kelurahan. Program pemerintah pusat ini sebagai bagian dari strategi pemerataan ekonomi dan pengentasan kemiskinan.

Koperasi ini mendorong terwujudnya industri agro dan swasembada pangan. Oleh karena itu, pengembangannya dapat diarahkan pada sektor produksi. Di Sulsel, Koperasi Merah Putih ditargetkan sudah berdiri di 2.266 desa dan kelurahan hingga akhir Mei nanti.

Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Fatmawati Rusdi, menyatakan komitmennya pada pembentukan Koperasi Desa Merah Putih secara serentak di seluruh desa dan kelurahan di Sulsel. Komitmen ini sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo Subianto terkait percepatan pembentukan Koperasi Merah Putih di Indonesia.

Fatmawati mengungkapkan hal tersebut saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Percepatan Pembentukan Koperasi Merah Putih Sulsel dengan tema "Dukungan Desa Bersatu terhadap Pembentukan Koperasi Desa untuk Percepatan Pembangunan Desa" di Hotel Four Points, Makassar, akhir pekan lalu.

"Pemerintah Sulawesi Selatan sangat mendukung percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di semua desa dan kelurahan," ujar Fatmawati.

Dia berharap koperasi ini menjadi pilar kebangkitan desa dan bukan cuma untuk Sulawesi Selatan tetapi berkontribusi mewujudkan Indonesia Emas 2045. Fatmawati juga mengapresiasi Kabupaten Takalar atas keberhasilannya menyelesaikan pembentukan koperasi desa hingga seratus persen.

"Satu bukti, Takalar telah menyelesaikan 100 persen pembentukan Koperasi Merah Putih ini," imbuh dia.

Koperasi Desa Merah Putih merupakan program nasional yang digagas Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi desa dan mengatasi kemiskinan struktural melalui pembentukan koperasi di tingkat desa/kelurahan.

Program ini ditetapkan melalui Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih.

Sementara itu, Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, menargetkan pembentukan Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di 2.266 desa se Sulawesi Selatan (Sulsel) selesai di akhir Mei 2025.

"Kami berharap pendirian Kopdes Merah Putih di Sulsel yang mencakup 2.266 desa dapat diselesaikan pada akhir bulan Mei," kata Budi.

Secara nasional, kata Budi, pemerintah menargetkan pembentukan 80 ribu Kopdes Merah Putih. Budi mengatakan perkembangan pembentukan koperasi ini berlangsung sangat cepat di berbagai daerah.

"Di Sragen sudah terbentuk 96 Kopdes, di Malang sudah ada 190. Banyak juga di daerah-daerah lain," beber dia.

Meski demikian, Budi mengakui pihaknya masih melakukan perhitungan secara keseluruhan terhadap jumlah Kopdes yang telah terbentuk.

"Saat ini semua masih dalam proses musyawarah-musyawarah di tingkat desa, kami belum menghitung secara lengkap," ujar dia.

"Tetapi nanti setiap minggu kami akan melaporkan kepada media dan masyarakat mengenai progres dan daerah-daerah yang sudah terbentuk," sambung Budi.

Pembentukan Kopdes Merah Putih ini, lanjut Budi Arie, menjadi bagian dari upaya pemerintah untuk memperkuat ekonomi desa. Tak hanya itu, Kopdes juga dirancang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan memberantas kemiskinan ekstrem di tingkat akar rumput.

Budi juga mengapresiasi Kabupaten Takalar yang menjadi satu-satunya daerah di Sulsel telah merampungkan pembentukan Koperasi Merah Putih. Budi mengatakan, bahwa Takalar menjadi kabupaten pertama yang menuntaskan 100 persen pembentukan Kopdes Merah Putih di Sulsel.

"Ada satu kabupaten, yaitu Kabupaten Takalar, yang telah berhasil menyelesaikan 100 persen pembentukan Kopdes Merah Putih di seluruh desanya," kata dia.

Di Takalar, kata Budi, terdapat 86 desa dan keseluruhan telah dirampungkan.
"Di sana ada 86 desa, dan semuanya sudah rampung 100 persen."

Keberhasilan ini, kata Budi, dapat menjadi inspirasi bagi kabupaten lain di Sulsel untuk segera menuntaskan proses serupa. Dia menekankan, pembentukan Kopdes Merah Putih memiliki tiga tujuan utama. Pertama, kata Budi Arie, untuk memberantas paham kebencian ekstrem di Indonesia. Lalu kedua, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Terakhir, kata Budi Arie, untuk mendorong kemajuan desa serta mensejahterakan warganya.

"Kami berharap seluruh daerah di Sulsel segera menyelesaikan pembentukan Kopdes Merah Putih, seperti yang telah dilakukan Takalar," ujar dia.

Sementara desa pertama yang mendirikan Koperasi Merah Putih ada di Kabupaten Pangkep yakni Desa Pitue, Kecamatan Ma’rang. Kementerian Koperasi memberi penghargaan kepada pemerintah setempat.

Penyerahan penghargaan diterima langsung oleh Kepala Desa Pitue, Muhammad Nasrul Munir, dalam Rapat Koordinasi Desa Bersatu Percepatan Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih Provinsi Sulawesi Selatan.

"Alhamdulillah, hari ini kami menerima penghargaan sebagai desa pertama dan terbaik dalam pendirian Koperasi Desa Merah Putih. Semoga ini menjadi semangat baru untuk pengembangan ekonomi di desa kami," ujar Nasrul.

Nasrul berharap, dengan adanya penghargaan ini, Desa Pitue bisa menjadi contoh bagi desa-desa lain di Sulawesi Selatan.

Budi Arie hadir di Makassar bersama Kepala Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP2K) Budiman Sudjatmiko. Budi tampil mengenakan kemeja putih dipadukan dengan rompi hijau. Sementara Budiman Sudjatmiko terlihat mengenakan kemeja berwarna hijau.

Kehadiran keduanya menjadi pusat perhatian dalam acara yang bertujuan mendorong percepatan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih di seluruh desa di Sulsel. Ketua Desa Bersatu, Muh Asri Anas, juga terlihat hadir mengenakan kemeja berwarna biru langit. Duo Budi tersebut didampingi olhe Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi, yang mengenakan pakaian berwarna hitam.

Budiman menyebutkan Koperasi Desa Merah Putih memiliki peran strategis dalam upaya pemberantasan kemiskinan di Indonesia. Menurut dia, selama ini pemberantasan kemiskinan dilakukan melalui bantuan sosial seperti Bansos, Bantuan Langsung Tunai (BLT), maupun subsidi. Namun, kehadiran Koperasi Merah Putih membawa pendekatan baru yang lebih berkelanjutan.

"Nah, sekarang naik kelas, orang miskin tidak hanya diberi cash, tapi juga pengalaman kewirausahaan, manajemen, marketing, produksi, dan gotong royong," kata Budiman.

Ia menilai, selama ini gotong royong di Indonesia identik dengan tolong-menolong dalam kondisi sosial. Namun, melalui Koperasi Desa Merah Putih, Budiman ingin mengubah tradisi itu menjadi gotong royong produktif.

"Gotong royong mencari keuntungan bersama itu yang jarang berhasil," imbuh dia.

"Melalui Koperasi Desa Merah Putih, kita ingin menciptakan gotong royong yang produktif, bukan hanya sekadar sosial," sambung Budiman.

Menurut Budiman, Koperasi Desa Merah Putih merupakan bagian dari Rencana Induk Percepatan Pengentasan Kemiskinan, yang meliputi sektor koperasi, desa, pertanian, sosial, pendidikan, hingga teknologi dan budaya.

"Ini adalah upaya menyeluruh untuk memastikan pengentasan kemiskinan dilakukan dengan cara yang memberdayakan dan berkelanjutan," ujar dia. (nabilah/C)

  • Bagikan