MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Puluhan mahasiswa dari berbagai kampus dan organisasi yang ada di Kota Makassar, mulai menutup full ruas Jalan Sultan Alauddin Makassar, baik dari arah Jalan AP Pettarani menuju Kabupaten Gowa, maupun arah sebaliknya, Jumat (2/5/2025) sore.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa ini merupakan bagian dari peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada hari ini. Dalam orasinya, mahasiswa mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai semakin tidak berpihak pada dunia pendidikan.
Salah satu kelompok mahasiswa dari Dewan Mahasiswa (Dema) UIN Alauddin Makassar menyampaikan, kondisi demokrasi di Indonesia saat ini semakin memprihatinkan, tanpa terkecuali di lingkungan kampus yang seharusnya menjadi ruang merdeka bagi mahasiswa, namun ikut dikekang oleh pemerintah melalui birokrasi kampus.
Jenderal lapangan Dema UIN Alauddin Makassar, Zulhamdi mengungkapkan Hari Pendidikan Nasional yang seharusnya menjadi momentum refleksi dan evaluasi bagi kemajuan pendidikan justru sebaliknya, ada banyak kemunduran nilai-nilai demokrasi dan kebebasan akademik di kampus saat ini.
"Kami dengan tegas menyatakan bahwa UIN Alauddin Makassar saat ini berada dalam kondisi darurat demokrasi. Hal ini tercermin dari berbagai kebijakan pimpinan universitas yang semakin otoriter dan tidak menghargai aspirasi mahasiswa," kata Zulhamdi di lokasi aksi.
Ia juga mengungkapkan, pada momentum Hari Pendidikan Nasional ini, mahasiswa menuntut adanya pemulihan ruang-ruang demokrasi, terutama di lingkungan kampus UIN Alauddin Makassar.
Termasuk mendesak adanya pendidikan yang bermutu dan tidak hanya diukur dari prestasi akademik semata. Juga meminta kampus dikembalikan pada fungsinya sebagai tempat mengimplementasikan demokrasi dan kebebasan berpendapat yang sehat.
"Ketika kampus gagal menjadi wadah pembelajaran demokrasi, maka sejatinya kampus tersebut telah gagal menjalankan fungsinya sebagai institusi pendidikan tinggi," ungkapnya.
"Saat ini, saat Hari Pendidikan Nasional seharusnya menjadi momen perayaan kemajuan pendidikan, kami justru harus turun ke jalan untuk mengingatkan bahwa pendidikan tidak bisa dipisahkan dari nilai-nilai demokrasi," sambungnya.
Adapun tuntutan mahasiswa dalam aksinya yakni mendesak pemerintah untuk mencabut Surat Edaran (SE) Nomor 3652 dan SK Rektor Nomor 678 tahun 2020, mendesak pihak kampus agar anggaran kemahasiswaan dikembalikan, meminta agar nominal UKT/BKT diturunkan, juga meminta fasilitas kampus yang memadai.
Selain itu, mahasiswa juga mendesak agar larangan aktivitas malam di dalam kampus dihapuskan, meminta agar pendidikan gratis diwujudkan, menolak aparat penegak hukum (APH) masuk didalam kampus dan ormas masuk didalam kampus.
Juga meminta agar segala bentuk pelanggaran HAM dihentikan, meminta agar harga sewa kantin diturunkan serta komersialisasi pendidikan di UIN Alauddin Makassar dihentikan.
"Semoga perjuangan ini menjadi catatan sejarah bahwa di tengah kondisi darurat demokrasi masih ada mahasiswa yang berani bersuara dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran," pesan Zulhamdi.
Untuk diketahui, akibat adanya aksi unjuk rasa mahasiswa yang menutup full kedua ruas jalan mengakibatkan arus lalulintas ikut lumpuh. Kendaraan roda dua maupun roda empat terpaksa mencari jalur-jalur alternatif untuk menghindari kemacetan.
Pantauan di lokasi, pihak kepolisian yang menggunakan serang lengkap juga terlihat hanya beberapa orang. Massa aksi terus berdatangan, begitu juga dengan api dari ban bekas yang dibakar terus berkobar. (isak Pasa'buan/B)