Polrestabes Makassar Pantau Penerimaan Siswa Baru di SMA Unggulan, Antisipasi Potensi Kecurangan

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL – Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Arya Perdana turut melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap penerimaan siswa baru atau peserta didik baru di Kota Makassar, agar tidak terjadi kecurangan, khususnya untuk tingkat SMA dan sederajat.

Pengawasan ini dilakukan menyusul terungkapnya kasus sindikat perjokian pada Ujian Tulis Berbasis Komputer - Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) 2025 di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Kasus ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi praktik serupa menjalar ke tingkat pendidikan menengah atas atau SMA.

Apalagi, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan baru-baru ini menetapkan empat SMA sebagai sekolah unggulan atau favorit di Kota Makassar, yang dikhawatirkan menjadi incaran para peserta didik. Empat SMA itu yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5, dan SMAN 17 Makassar.

"Saya rasa kita semua ingin generasi muda kita ini jujur, terdidik dan amanah. Kalau kita mulai dari hal-hal yang tidak baik tentu hasilnya juga tidak baik," ujar Arya saat diwawancara, Kamis (8/5/2025).

Dalam penerimaan siswa baru ini, Arya menyoroti peran penting orang tua dalam proses pendidikan anak. Menurutnya, orang tua harus memberi contoh dan mendukung proses masuk sekolah yang jujur dan sesuai aturan.

"Artinya, orang tua dari anak-anak juga harus mengerti bahwa masuk ke sekolah pilihan harus dengan cara-cara yang baik, bukan dengan menipu atau memakai jasa joki," tegasnya.

Lebih lanjut, Arya mengingatkan bahwa sanksi hukum bagi pelaku perjokian maupun yang menggunakan jasa joki sangat berat. Untuk itu, ia mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal yang melanggar hukum karena konsekuensinya jelas.

"Menggunakan joki atau aplikasi tertentu yang memanipulasi data untuk masuk sekolah bisa dijerat dengan hukuman hingga 9 tahun penjara. Jadi jangan main-main," pesan Arya.

Selain itu, Kapolrestabes juga mengajak masyarakat untuk proaktif melaporkan indikasi kecurangan atau penyimpangan yang ditemukan selama masa penerimaan siswa baru berlangsung.

Dengan pengawasan ketat ini, diharapkan proses  penerimaan peserta didik baru pada tingkat SMA  di Makassar bisa berjalan lebih bersih, jujur, dan adil bagi seluruh siswa siswi.

"Jadi jangan main-main ketika ingin masuk sekolah pilihan lalu menggunakan joki atau aplikasi tertentu yang bisa membuat mereka masuk dengan cara tidak jujur," pungkasnya. (isak pasa'buan/B)

  • Bagikan