MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Partai Amanat Nasional Sulawesi Selatan diprediksi akan mulai menimbang-nimbang figur yang akan diusung dalam Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan pada 2030 nanti. Terpilihnya Husniah Talenrang sebagai ketua PAN Sulsel dan Chaidir Syam sebagai sekretaris menjadikan partai ini akan menjadi kekuatan yang layak diperhitungkan dalam mengusung sosok potensial. Komisaris Jenderal Muhammad Fadil Imran, menjadi figur yang bisa mendapatkan "karpet biru" dari partai berlambang matahari terbit itu.
Meski masih terbilang lama, namun keterpilihan Husniah Talenrang memimpin PAN Sulsel "seolah-olah" menjadi "jalan mulus" bagi kakaknya, Muhammad Fadil Imran untuk ikut meramaikan kontestasi Pilgub Sulsel empat tahun mendatang.
Nama Fadil Imran sudah lama masuk bursa dalam arena politik di Sulsel. Jelang Pilkada Serentak 2024, Fadil selalu masuk dalam bursa figur potensial yang punya peluang berkontestasi. Namanya juga kerap kali masuk dalam radar lembaga survei yang memotret tokoh Sulsel yang layak jadi pemimpin.
Selain itu, partai ini juga akan punya power dalam menentukan tokoh-tokoh yang layak untuk diusung nanti. Ibarat permainan puzzle, PAN Sulsel bebas memilih serpihan-serpihan wajah yang akan diusung sebagai kandidat terkuat.
Sekaitan dengan itu, kekuatan politik PAN Sulsel saat ini patut diperhitungkan. Modal elektorat tersebar mulai dari Kota Makassar, Kabupaten Gowa, Takalar, hingga Maros.
Di Kota Makassar, pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, PAN berhasil meraih suara sebanyak 61.150 dan mendudukkan tiga orang kadernya di kursi legislatif Makassar.
Sementara di Gowa, di bawah kepemimpinan Husniah Talenrang yang juga sekarang ini menjabat sebagai Bupati di kabupaten berjulukan 'Butta Patturioloang' itu, PAN sukses mengantarkan enam kadernya duduk di kursi DPRD Gowa.
Begitupun di Kabupaten Takalar, peran Muhammad Firdaus yang sekarang ini menjabat sebagai bupati ikut diperhitungkan bila Fadil Imran benar-benar maju pada Pilgub 2030 mendatang.
Termasuk di Kabupaten Maros, jika PAN Sulsel nantinya benar-benar all out mengusung Muhammad Fadil Imran juga harus diperhitungkan. Apalagi Chaidir Syam yang dipercaya sebagai sekretaris DPW PAN Sulsel dan menjabat sebagai Bupati Maros punya basis massa yang mengakar.
Menurut pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma, keterpilihan Husniah Talenrang sebagai Ketua DPW PAN Sulsel tentunya akan banyak dikaitkan dengan langkah politik bagi saudaranya, Muhammad Fadil Imran. Apalagi, kata dia, dalam waktu lima atau empat tahun ke depannya bila tak ada masalah dalam perjalanan karier Fadil Imran maka peluangnya untuk mencalonkan diri dalam Pilgub 2030 harus diperhitungkan.
"Kalau semuanya lancar lima atau empat tahun ke depan, kalau tidak ada pergeseran (Husniah Talenrang), semuanya akan berjalan seperti apa yang ada, maka Fadil Imran paling tidak sudah punya jalan untuk mengakses partai politik pendukung sehingga dengan sudaranya menjadi ketua DPW PAN Sulsel tentu ada jalan untuk itu (maju di Pilgub Sulsel 2030)," ujar Sukri, Selasa (13/5/2025).
Apalagi, kata Sukri, PAN termasuk salah satu partai yang cukup mapan di Sulawesi Selatan sehingga bisa menjadi modal besar bagi siapa saja yang akan diusungnya nanti. Termasuk, posisi PAN sekarang ini bisa digunakan untuk menggaet partai lainnya.
"Tentu ini juga akan menjadi jalan untuk kemudian melakukan interaksi ke partai-partai lain," sebut dia.
Meskipun, menurut Sukri, proses pemilihan kepala daerah lima tahun ke depannya belum diketahui. Mengingat sebelumnya Presiden Prabowo Subianto sempat mengeluarkan wacana jika pemilihan kepala daerah nantinya akan dikembalikan ke DPR.
Kalaupun kebijakan itu terjadi, peluang untuk tetap mengusung Muhammad Fadil Imran juga akan masih sama. Peluang lobi-lobi politik PAN Sulsel lewat Husniah Talenrang bisa saja terjadi.
"Paling tidak, apapun nanti sistemnya dengan PAN dikomandoi Husniah, sodaranya tentu ini sebuah kesempatan. Tapi kalau kita memilih seperti sekarang tentu pak Fadil Imran jika ada niat maju di Pilgub Sulsel ini salah satu kesempatan untuk mengakses partai," ungkap dia.
"Karena tentu tidak otomatis, begitu Husniah menjadi ketua kemudian Fadil Imran menjadi kandidat belum tentu juga. Karena nanti (PAN) pasti akan melihat bagaimana kebijakan partai empat tahun ke depan. Tapi paling tidak sudah ada kesempatan dan ini tentu jalan yang baik. Bagi saya ini adalah momentum yang bagus untuk kemudian melakukan berbagai langkah strategis dengan semangat baru untuk parti lebih baik lagi kedepan," sambung dia.
Sukri mengatakan keterpilihan Husniah Talenrang sebagai Ketua DPW PAN Sulsel harus ikut dimaknai sebagai sebuah langkah maju bagi partai ini. Penyegaran pengurus dinilai akan membawa semangat baru bagi pengurus partai itu sendiri dalam menjalankan kerja-kerja politiknya.
"Tentu buat PAN sendiri keterpilihan Husniah diharapkan sebagai arah baru, sebagai kader yang masih muda dan mampu membawa semangat baru pada upaya PAN sebagai parti terkemuka, paling tidak di Sulawesi Selatan," imbuh Sukri.
Sukri juga mengungkapkan, penunjukan Husniah Talenrang sebagai ketua harus dimaknai sebagai sebuah kemajuan dalam perpolitikan. Bukan hanya laki-laki yang mendominasi dalam kepengurusan suatu partai, tapi juga perempuan memiliki peran dan potensi yang sama, termasuk dalam memimpin partai.
"Kedua memang sudah saatnya PAN memberikan kesempatan pada kader-kadernya yang muda. Ini juga menjadi catatan, PAN Sulsel pertama kalinya dipimpin oleh seorang perempuan setelah sekian lama dikomandoi Ashabul Kahfi. Saya kira ini juga menjadi nilai plus karena ternyata PAN membuka ruang pada semuanya, baik laki-laki maupun perempuan," ujar dia.
Chaidir Syam yang dikonfirmasi mengenai arah PAN Sulsel ke depan mengatakan belum masuk dalam pembahasan internal, termasuk perhelatan Pilgub Sulsel 2023. Menurut dia, dalam pertemuan bersama Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan hanya membahas mengenai ke depannya pengurus PAN Sulsel bisa lebih kompak dan solid.
"Kalau waktu pertemuan tidak ada hal seperti itu arahan dari bapak Ketua umum DPP PAN, bapak Zulkifli Hasan. Tidak ada arahan soal Pilgub Sulsel nanti. Yang ada arahannya adalah bagaimana kami ke depannya kompak untuk menyusun strategi pemenangan Partai Amanat Nasional di Sulawesi Selatan," ungkap Chaidir Syam.
Ia mengatakan, mengenai sikap PAN Sulsel ke depannya akan ditentukan seiring berjalannya waktu. Chaidir Syam kenali menegaskan bahwa tidak ada sama sekali instruksi terkait nama usungan pada Pilgub Sulsel 2030 mendatang.
"Nanti setelah kita melihat hasil ke depannya, apa langkah strategisnya itu yang kita akan ambil nantinya. Jadi tidak ada sama sekali menyinggung mengenai misalnya Pilgub belum ada sama sekali," kata Chaidir Syam.
"Kami masih menyinggung soal internal, pembenahan untuk menghadapi Pileg 2029 dan menyusun kekuatan, baik di tingkat wilayah, DPW sampai di kabupaten. Jadi mungkin berita-berita itu benar," sambung dia.
Sebelumnya, DPP PAN menunjuk Husniah Talenrang untuk menahkodai PAN Sulsel selama lima tahun ke depan. Ketua PAN Gowa yang juga menjabat sebagai Bupati Gowa itu terpilih sebagai ketua dalam rangkaian Muswil PAN yang digelar sejak 4 Mei lalu. Keterpilihan Husniah Talenrang sebagai ketua DPW PAN Sulsel dibenarkan oleh Ashabul Kahfi.
Sementara untuk jabatan sekretaris DPW PAN Sulsel dipercayakan kepada Chaidir Syam. Dimana, ia juga menjabat sebagai Ketua PAN Maros, sekaligus Bupati Maros.
"Betul malam ini (kemarin) diputuskan ketua Husniah, sekretaris Chaidir," ujar Ashabul Kahfi melalui melalui pesan WhatsApp.
Selain Kahfi, keterpilihan Husniah Talenrang sebagai Ketua DPW PAN Sulsel juga dibenarkan oleh Chaidir Syam. Dijelaskan bahwa posisi itu telah ditentukan oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan.
"Sudah ditentukan oleh ketua umum DPP PAN yakni ketua Husniah Talenrang dan sekretaris Chaidir Syam," imbuh dia.
Untuk diketahui, dalam Musyawarah Wilayah (Muswil) PAN Sulsel di Hotel Claro Makassar, pada Minggu (4/5/2025), Husniah Talenrang dan Chaidir Syam ditetapkan sebagai calon ketua formatur bersama dengan dua orang pengurus PAN lainnya.
Dua pengurus lainnya yang ditunjuk DPP PAN sebagai formatur yakni Ashabul Kahfi, yang merupakan mantan ketua DPW PAN Sulsel dan sekarang ditunjuk sebagai Ketua DPW PAN Sulawesi Utara (Sulut), juga Viva Yoga Mauladi, selaku Wakil Ketua DPP PAN dan saat ini menjabat sebagai Wakil Menteri Transmigrasi.
Dalam wawancara sebelumnya, Husniah Talenrang mengungkapkan akan kesiapannya menjalankan amanah partai jika kursi Ketua PAN Sulsel dipercayakan padanya.
"Yang jelas siapapun yang masuk itu adalah orang yang terbaik untuk bisa memajukan PAN, menjadikan partai ini empat besar di Indonesia," ujar Husniah.
Selain itu, dalam wawancara sebelumnya, Husniah Talenrang ikut menyampaikan sejumlah pesan Zulkifli Hasan yang akan dijalankannya kedepan jika diberikan amanah sebagai Ketua DPW PAN Sulsel.
"Yang menjadi ketua DPW nantinya pesannya beliau (Zulkifli Hasan) bahwa jangan terlalu sibuk dengan internal tetapi kembangkan partai itu secara luas. Harus bisa saling tahu apa yang menjadi perkembangan di luar sana dan namanya politik juga kita harus lebih cepat bergerak dibandingkan yang lain," lanjutnya.
Dia juga menyampaikan, empat target yang disampaikan Zulkifli Hasan dalam Muswil PAN Sulsel adalah terus membesarkan nama partai, juga mensolidkan seluruh kader agar bisa sama-sama bekerja menambah kursi legislatif, baik tingkat nasional, provinsi, maupun pada level kabupaten dan kota.
"Ke depan target kami pasti ada. Pesan ketum tadi besarkan partai menjadi empat besar, itu target pertamanya. Kemudian kedua sebagai ketua wilayah pastinya harus menambahkan jumlah kursi legislatif baik di kabupaten, provinsi dan pusat. Ini ada target yang diberikan oleh ketum untuk bisa enam kursi DPR RI itu bagaimana kita mewujudkannya. Insyaallah bisa kita lakukan," kata Husniah. (isak pasa'buan/C)