MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Menjelang Pemilihan Suara Ulang (PSU) Kota Palopo, empat pasangan calon (paslon) akan beradu argumen dalam debat kandidat yang digelar di Makassar pada Sabtu, 17 Mei 2025.
Para pengamat politik memprediksi debat ini akan berlangsung sengit, penuh dengan sentilan dan adu data, mengingat tensi politik yang tinggi pasca-anulir hasil pemilihan sebelumnya.
Pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Profesor Firdaus Muhammad memberikan pandangannya. Ia memprediksi debat kali ini akan lebih argumentatif dan fragmentatif dibandingkan debat sebelumnya.
"Debat kandidat ini lebih bersifat normatif sebab terkesan pengulangan dari debat mereka sebelumnya, tapi tampaknya tensinya lebih tinggi, fragmentatif, lebih argumentatif," ujar Firdaus.
Menurutnya, debat tersebut akan menjadi ajang adu argumen yang lebih intens antar empat pasangan calon (paslon).
Lebih lanjut, Firdaus berharap debat dapat berlangsung dengan suasana yang lebih ringan, damai, dan edukatif.
"Karenanya kita berharap debat lebih ringan, damai tapi makin edukatif melalui adu data, adu gagasan dan program," tambahnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran debat sebagai sarana edukasi bagi masyarakat Palopo.
"Masyarakat Palopo dapat jadikan debat sebagai acuan memilih lebih rasional, tidak terjebak ke arah konflik seperti sebelumnya yang haruskan PSU," tutupnya.
Pengamat politik Anis Kurniawan memberikan pandangannya terkait fenomena PSU ini. Ia menekankan pentingnya partisipasi aktif warga Palopo dalam proses demokrasi.
"Saya kira ini adalah prosedur pemilu yang harus dijalani, dan saya kira namanya PSU, warga Palopo tentunya harus memilih kembali dan meluangkan waktunya untuk mengikuti pemilihan. Harapannya, PSU tidak mengurangi semangat berdemokrasi warga Palopo sehingga partisipasi politik tetap di angka yang positif," ujar Anis.
Menanggapi potensi kekacauan dan gugatan baru pasca-PSU, Anis menyatakan optimisme bahwa proses ini akan berjalan lancar.
"Kalau secara umum di Indonesia agak jarang ada proses PSU yang kemudian menimbulkan gugatan baru. Jadi dari situ kita belajar bahwa kita menaruh harapan besar bahwa prosedur PSU ini itu bisa mengakhiri proses demokrasi yang ada sehingga menghasilkan kepemimpinan politik di daerah tanpa ada konflik fisik di masyarakat dan juga tidak terjadi lagi hal-hal yang menyalahi regulasi pemilihan," tambahnya.
Terkait peluang kemenangan para kandidat, Anis Kurniawan menegaskan bahwa semua kandidat memiliki peluang yang sama.
"Karena ini PSU, tentu saja semua kandidat punya peluang pada akhirnya. Jadi mungkin pasangan kandidat yang terkuat, saya kira kita kembalikan saja ke warga Palopo untuk memilih. Yang jelas, semua punya kans yang sama menurut saya, karena tentu semuanya bisa mengevaluasi perjalanan politik pada Pilkada serentak yang lalu dan agenda atau strategi kampanye yang digunakan pada PSU ini tentu sudah dipertimbangkan dengan matang. Jadi bukan siapa yang terkuat menurut saya yang penting, tetapi bagaimana masyarakat Palopo itu bisa merayakan PSU ini dengan riang gembira, bisa datang ke TPS berbondong-bondong, dan pada akhirnya semua bisa menerima hasilnya," tutupnya.
Adapun pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Ali Armunanto memprediksi pertarungan akan berlangsung sengit dan penuh dengan intrik.
"Saya rasa pertarungannya akan lebih sengit lagi dalam artian justru di pertarungan kedua ini gengsi para kandidat kembali dipertaruhkan," ujar Andi Ali.
Ia menilai, kandidat yang sempat menang namun kemudian dianulir hasil pemilihannya akan berupaya keras mempertahankan gengsinya, sementara pihak penantang melihat ini sebagai peluang besar untuk merebut kemenangan.
Andi Ali menduga debat akan diwarnai dengan sentilan dan upaya intimidasi.
"Saya menduga akan banyak sentilan-sentilan yang diarahkan pada pihak Trisal ataupun pasangannya," lanjutnya.
Ia juga memprediksi adanya upaya untuk menyudutkan lawan melalui pernyataan dan pertanyaan yang mengeksploitasi isu-isu terkait masalah yang dihadapi pemenang sebelumnya.
Mengingat potensi konflik yang tinggi, Andi Ali menekankan pentingnya peningkatan keamanan dan pengawasan.
"Karena ini lebih pertarungannya panas dibanding sebelumnya tentu harus ditingkatkan dari pihak keamanan, pemerintah termasuk KPU juga Bawaslu sehingga tidak terjadi pergesekan antara massa," tegasnya.
Ia menambahkan bahwa massa pendukung rentan terhadap konflik, mengingat adanya kekecewaan dan ambisi yang tinggi.
"Saya melihat kecenderungan bahwa massa ini lebih rentan karena ini menjadi titik kulminasi pertarungan politik sebelumnya di mana di situ ada kekecewaan kemarahan massa Pilkada yang dianulir lalu ada ambisi dan harapan dari para penantangnya," jelasnya.
Terkait peluang kemenangan, Andi Ali menilai kubu pemenang sebelumnya masih memiliki peluang besar.
"Kalau kita lihat tentu dari kubu pemenang kemarin masih punya peluang dan bahkan kita lihat belakang justru hal itu dijadikan sebagai dorongan tersendiri bagi para pendukungnya untuk lebih merapatkan barisan saya melihat kemungkinan Trisal masih peluangnya besar untuk memenangkan Pilkada Palopo ini," tutupnya. (Nabilah/B)