PSI Gelar “Karpet Merah” untuk Rusdi dan Fatmawati, Pengamat: Langkah Politik 2029

  • Bagikan
Pemerhati Politik dan Kandidat Doktor di Unhas, Anis Kurniawan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali menegaskan terkait karpet merah penyambutan Rusdi Masse (RMS)  jika ingin bergabung atau hengkang dari Partai NasDem. Pernyataan itu kembali ditegaskan Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni saat berkunjung ke Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (14/5/2025) kemarin.

Pengamat Politik Post Politica Indonesia Anis Kurniawan mengatakan secara figur RMS memang memiliki pengaruh yang besar di Sulsel sehingga tentu akan sangat dinantikan PSI. Terutama untuk mendobrak pesta politik 2029 mendatang.

"Sayakira RMS memang sangat dinantikan sekali, karena PSI di Pemilu 2029 sepertinya punya keyakinan kuat untuk bisa masuk ke parlemen, terlepas dari regulasi baru nantinya, terkait parliamentary threshold," kata Anis.

Menurut Anis, trend di beberapa daerah termasuk di pengurus pusat, PSI sepertinya sedang konsen untuk mengajak orang-orang atau politikus yang dianggap punya pengaruh kuat secara elektoral. Termasuk apa yang sedang terjadi di Sulsel, RMS salah satu tokoh politik yang masuk radar.

Selain itu, nama besar istri RMS, Fatmawati Rusdi yang sekarang ini menjabat sebagai Wakil Gubernur Sulsel juga disebut salah satu kekuatan politiknya yang patut diperhitungkan, terutama bagi partai yang sedang berkembang seperti PSI.

"Karena sekali lagi RMS ini tokoh politik yang punya basis elektoral kuat di Sulawesi Selatan. Terlebih karena istrinya juga menjadi wakil Gubernur Sulsel dan sayakira juga (RMS) semua dia punya, selain modal politik," ungkapnya.

Selain RMS, Fatmawati dan teman dekatnya di NasDem Sulsel, menurut Anis, kemungkinan akan ikut diboyong ke PSI nantinya jika benar pindah partai. Apalagi tren membuat gerbong baru dalam konstalasi politik di Sulsel maupun di Indonesia merupakan hal yang biasa terjadi.

"Kalau soal apakah akan dia (RMS) akan membawa gerbongnya kemungkinan besar iya, kalau melihat konstalasi sekarang. Lingkaran, circle politik mereka yang juga punya kekuatan cukup itu sangat mungkin di bawa, namun pasti tidak akan semua," ujarnya.

Anis menjelaskan, walaupun secara terbuka RMS belum memberikan jawaban tegas terkait isu yang berkembang ini, namun biasanya orang berpindah partai karena beberapa alasan. Ada karena alasan ingin menguji kemampuan dirinya, ada juga karena komunikasi dengan parti lain yang dianggap lebih rasional.

"Orang pinda partia karena mau merefresh dirinya, menguji kemampuan dirinya, tapi ada juga orang pindah parti karena adanya ajakan untuk mendulang bonus elektoral dari keterlibatan figur itu. Sayakira semuanya bisa saja benar dan kita tunggu saja kebenarannya," bebernya.

Lebih jauh, Anis mengungkapkan, jika benar RMS pindah ke PSI maka secara otomatis konstalasi politik juga akan ikut berpengaruh. Apalagi RMS disebut termasuk salah satu tokoh politik di Sulsel yang ikut diperhitungkan baik secara lokal maupun tingkat nasional dan sudah terbukti.

Bukan itu saja, posisi NasDem utamanya di tingkat Sulsel juga disebut akan kehilangan sejumlah basis suara. Utamanya di wilayah-wilayah atau tempat RMS dikenal banyak masyarakat, seperti Kabupaten Sidrap dan Pinrang.

"Kalau apakah ini berpotensi mengubah konstalasi politik di Sulsel kalau RMS pindah, saya kira sangat mungkin. Karena politik di Sulsel ini dinamis kelihatannya, terutama lima atau 10 tahun kedepannya dan sangat ditentukan oleh aktor kunci dan RMS ini sayakira salah satu pemain kunci di Sulsel," ungkap Anis.

"(Basis NasDem) sudah pasti akan tergerus secara elektoral kalau itu terjadi. Tanpa mengecilkan peran kader NasDem lain, tapi paling tidak akan terjadi," lanjutannya.

Ia juga menerka kemungkinan RMS akan pindah ke PSI. Apalagi jika melihat konstalasi politik nasional, dimana NasDem terlihat menjauh dari kekuasaan dan sedang mempersiapkan suatu hal besar untuk lima tahun kedepan.

"Kalau kita liat petanya sekarang NasDem itu sepertinya menjauh dari pusaran kekuasaan dan sedang mempersiapkan pusaran baru. Kalau itu dianggap sesuatu yang tidak menguntungkan politik seseorang untuk lima tahun kedepan sayakira sah-sah saja kalau itu dijadikan alasan," tutur Anis.

Anis mengatakan, jika melihat konstalasi politik nasional saat ini sebenarnya paling diuntungkan terkait isu RMS adalah PSI, terlebih jika benar-benar sedang menyusun strategi dalam menghadapi Pemilu 2029.

"Jadi katakanlah PSI itu serius untuk menatap 2029 dan tentu dia menyiapkan segala cara dan salah satu cara yang harus diambil adalah dengan jalan pintas mengambil kekuatan politik besar di sebuah daerah dan itu sering terjadi bagi parti baru untuk bertumbuh lebih besar. Itu alasan parti, tapi kalau untuk alasan personal (RMS akan pindah) itu juga bisa bervariasi. Mungkin ia melihat potensi besar ada di parti itu untuk konstalasi politik kedepan, bisa juga karena ada situasi yang kurang nyaman pada parti sebelumnya (NasDem)," pungkasnya. (isak Pasa'buan/B)

  • Bagikan