Ribuan Lulusan SD Terancam Tak Ditampung di SMP Negeri

  • Bagikan
SERIUS. Suasana pelaksanaan tes potensi akademik (TPA) dalam rangkaian Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) 2025 untuk tingkat SMA/SMK di Sulawesi Selatan, pekan lalu.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Jumlah lulusan Sekolah Dasar (SD) di Kota Makassar untuk tahun ajaran 2025/2026 jauh melampaui daya tampung Sekolah Menengah Pertama (SMP) negeri. Berdasarkan data Dinas Pendidikan Makassar, kuota SMP negeri hanya mencapai 13.696 siswa, sementara total lulusan SD tahun ini mencapai 21.795 siswa. Sehingga, total jumlah siswa yang diperkirakan tak tertampung sebanyak 8.099 siswa.

Dari total lulusan SD tersebut, 16.584 merupakan lulusan SD negeri dan 5.211 berasal dari SD swasta.
Kepala Dinas Pendidikan Makassar, Andi Bukti Djufrie, mengatakan pihaknya telah menyiapkan opsi bagi siswa yang tidak tertampung di sekolah negeri. Salah satunya dengan mengarahkan mereka ke sekolah swasta.

“Kami bawa sekolah-sekolah swasta, banyak swasta kalaupun negeri yang tidak ada peminatnya akan dibawa ke sana,” ujar Andi Bukti, Rabu (21/5/2025).

Meski selisih daya tampung cukup besar, Andi Bukti menyebut secara umum distribusi siswa masih seimbang berkat peran sekolah swasta sebagai penyangga.

"Sebanding (jumlah daya tampung) karena kan ada swasta juga, kecuali kalau swasta justru swasta lebih besar sekolahannya dari pada di sekolah negeri, jadi ada di back up,” tutur Andi Bukti.

Lebih jauh, terkait kesiapan (Sistem Penerimaan Murid Baru) di Kota Makassar, Andi Bukti mengaku petunjuk teknis (Juknis) pelaksanaannya telah dikirimkannya ke Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

"Juknis (petunjuk teknis) SPMB sudah kami kirim ke Jakarta. Daya tampung juga sudah selesai. Kami akan tempatkan mekanisme seleksi di lokasi yang steril, yakni di kantor Disdik," imbuh dia.

Sementara itu, Kepala Bidang SMP di Disdik Kota Makassar, Sutardin mengatakan, regulasi ini telah mengatur distribusi kuota dan daya tampung sekolah negeri SD-SMP dengan ketentuan yang lebih ketat, serta berorientasi pada pemerataan pendidikan bagi seluruh calon siswa.

“Tahapan SPMB sudah berjalan sesuai regulasi. Sesuai Permendikbud mengenai sistem penerimaan murid baru, di situ mengatur bahwa langkah awal yang dilakukan mengenai kuota data tampung masing-masing satuan pendidikan, khusus untuk negeri. Jadi karena untuk Makassar penetapannya itu sejak 14 April 2025,” ujar dia.

Sebagai contoh, sekolah SMP yang memiliki 11 rombongan belajar (rombel) kapasitasnya 32 siswa per kelas, akan memiliki total daya tampung sebanyak 352 siswa. Kuota ini dibagi ke dalam empat jalur penerimaan, yaitu Domisili (prioritas untuk siswa yang berada di lingkungan sekitar sekolah), Afirmasi (bagi siswa dari keluarga kurang mampu atau berkebutuhan khusus).

Kemudian, perpindahan orang tua (bagi anak-anak yang orang tuanya berpindah tempat kerja) dan Prestasi (untuk siswa dengan pencapaian akademik atau non-akademik tertentu).

Namun, jika kuota dari jalur afirmasi dan perpindahan tidak terpenuhi, maka siswa yang tidak tertampung di sekolah tersebut dapat dialihkan ke sekolah lain yang masih memiliki kuota.

“Kalau kuotanya tidak terpenuhi, misalnya, afirmasi dan perpindahan orang tua, sedangkan di SMP B sama sama dia daftari. Anak anak yang tidak tertampung di SMP A bisa ke SMP B, selama daya tampung sekolah SMP B masih tersedia. Namun, apabila daya tampung SMP B hanya 300 siswa, maka tidak dapat dipaksakan untuk menambah lebih banyak murid,” beber Sutardin.

Menurut dia, bila tahun lalu masih ada jalur solusi, tahun ini tidak bisa lagi, lantaran adanya penetapan SK besaran daya tampung yang telah ditetapkan.

“Dan daya tampung ini terkirim ke Kementerian Dasar dan Menengah melalui Balai Besar Penjamin Mutu. Jadi dasar untuk menentukan kuota siswa itu berdasarkan itu,” kata Sutardin.

Sebagai solusi, Dinas Pendidikan akan mengarahkan siswa ke sekolah negeri yang masih memiliki kuota atau ke sekolah swasta, sehingga memastikan tidak ada anak yang terpaksa berhenti sekolah karena keterbatasan tempat.

“Jadi solusinya, Diperdikdas itu mengatur ketika misalnya masih ada SD atau SMP Negeri yang masih belum tercapai daya tampungnya itu bisa dialihkan sesuai kewenangannya. Dan bisa juga di swasta. Itu program kita agar semua anak sekolah,” imbuh dia.

Sementara itu, tes potensi akademik (TPA) bagi calon murid mulai digelar. TPA menjadi komponen utama penilaian pada Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini. Secara bertahap, seluruh calon murid mulai mengikuti TPA SPMB tingkat SMA se-Sulawesi Selatan. Pelaksanaan digelar berbasis online.

Bagi siswa yang memiliki smartphone bisa mengikuti tes dari rumah. Sementara bagi yang tidak punya, bisa menggunakan fasilitas di sekolah yang ditunjuk oleh cabang dinas sebagai lokasi pelaksanaan TPA.
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel Iqbal Nadjamuddin mengatakan, TPA merupakan penilaian tes standar di SPMB kali ini. Komponen TPA kata ia sudah sesuai Juknis yang dibuat Disdik yang juga merujuk pada Permendikdasmen mengenai SPMB.

"Jadi selain nilai rapor nanti dikalikan dengan TPA. Nilai bobot digunakan untuk penerimaan perangkingan jalur prestasi termasuk juga di jalur domisili di sekolah reguler, bukan unggulan," kata Iqbal.

TPA memang menjadi komponen utama untuk masih di sekolah unggulan. Sebab, di sekolah unggulan hanya ada satu jalur, yakni jalur prestasi. Ada empat sekolah yang ditunjuk di Sulsel, semuanya di Kota Makassar. Yakni SMAN 1, SMAN 2, SMAN 5, dan SMAN 17 Makassar.

Khusus untuk SMA reguler, pada jalur domisili, jika pendaftar melebihi kuota yang disiapkan maka akumulasi nilai TPA dan rapor akan jadi patokan utama. Misalnya, kuota 30 persen yang disiapkan memiliki pendaftar melebihi kuota. Maka penentuannya dibobot nilai akademik.

"Artinya di posisi terakhir apabila ada nilai sama yang menentukan jaraknya, kalau sama lagi itu usianya. Sesuai juknis yang dilampirkan berdasarkan petunjuk teknisnya," beber Iqbal.

Iqbal mengatakan, ada kesalahan pada sistem akibat jumlah siswa yang mengakses sangat banyak. Sehingga siswa kesulitan untuk login. Disdik kemudian menggeser jadwal peserta tes kemarin ke tanggal 17 dan 19 Mei.

Adanya pengunduran sehari jadwal TPA, menurut Iqbal, tidak mengganggu jadwal SPMB secara keseluruhan. Setelah TPA, para calon murid akan melakukan pendaftaran secara resmi dengan dapat memilih maksimal tiga sekolah tujuan, termasuk sekolah unggulan.

Kepala SMAN 5 Makassar, Sudirman Kadir mengatakan, pelaksanaan TPA di hari pertama berlangsung lancar. Ada tiga sesi yang berlangsung, dengan total peserta hingga 400 peserta.

"Lancar semua, tidak ada gangguan seperti kemarin. Kemarin itu ada gangguan mungkin sehingga anak-anak tidak bisa login. Dialihkan ke hari Senin, tanggal 19 Mei," tukas Sudirman.

TPA di sekolah unggulan tersebut berlangsung hingga Senin, 19 Mei mendatang. Sudirman menyebut ada total 1.075 pendaftar yang mengikuti TPA.

Sementara itu, rata-rata pendaftar di SMAN 5 setiap tahunnya mencapai 1.400 pendaftar. SMAN 5 Makassar masuk sekolah unggulan. Sehingga, hanya ada satu jalur masuk, yaitu prestasi. Kuota murid baru di SMAN 5 Makassar sebanyak 432 kursi dengan 12 rombel masing-masing 36 siswa per rombel.

"Ada, kan, tadinya empat jalur itu, domisili, afirmasi, mutasi, dan prestasi. Karena SMAN 5 Makassar ditunjuk menjadi sekolah unggulan, tinggal satu, jalur prestasi saja," ujar Sudirman. (shasa anastasya-nabilah ansar/B)

  • Bagikan

Exit mobile version