Rumahnya Diambil Pamannya, Anak Ini Terpaksa Hidup di Kolong Rumah Orang

  • Bagikan
Camat Mare didampingi Sekcam Mare dan Kanit Samapta Polsek Mare saat mengunjungi Nurkifli.

BONE, RAKYATSULSEL - Nurkifli (20), warga Dusun Tellongeng Desa Tellongeng Kecamatan Mare Kabupaten Bone, tak bisa menikmati masa remajanya seperti anak remaja lainnya yang seusianya.

Lebih memiriskan lagi, makan sehari-harinya pun terkadang tergantung masyarakat yang ada di sekitarnya dan tak jarang Nurkifli tidak makan dalam sehari.

Bahkan sejak dua tahun terakhir ini, Nurkifli harus tinggal di bawah kolong rumah orang sebab tidak memiliki rumah, dan menurut pengakuan Nurkifli kalau rumahnya diambil pamannya (saudaranya bapaknya) lalu ia diusir. Nurkifli tinggal di balai-balai dengan ukuran sekira 1×2 meter yang hanya berdidingkan kain.

"Sudah lebih dua tahun, saya tinggal di bawah rumah ini sebab rumah saya diambil paman saya dan diserahkan ke Lina, sepupu saya. Saya diusir oleh paman saya dan sawah saya juga diambil paman saya," ujar Nurkifli, Kamis (22/5/2025).

Ia menceritakan bahwa dirinya empat bersaudara dan merupakan anak kedua. Bapaknya telah meninggal dunia dan ibunya telah menikah lagi dan kini menetap di Kalimantan (tidak diketahui Kalimantan mana).

Ia dan ketiga saudaranya berpencar sebab ada yang ikut sama kakaknya, Faisal (23) yang tinggal di Kabupaten Sinjai. Sementara saudaranya yang lain ikut sama keluarganya yang di Sulawesi Tenggara.

"Saya punya satu kakak dan saya anak kedua. Kakaknya berumur 23 tahun dan adik-adikku berumur 15 dan 16 tahun. Dulu kami bertiga tinggal di sini sejak rumah kami diambil oleh paman saya, tapi sekarang kami terpisah sebab susah untuk makan," ujar Nurkifli dengan raut wajah sedih.

Lanjutnya, untuk mencukupi kebutuhannya maka ia kerja sebagai buruh di pabrik padi yang ada tak jauh dari tempatnya. Penghasilannya sebagai buruh pabrik padi tidak mencukupi kebutuhannya. Untuk makan sehari harinya pun terkadang dari orang lain dan bahkan terkadang tidak makan dalam sehari.

"Saya terkadang tidak makan dalam sehari. Saya biasa dikasi orang makanan. Saya pun tak pernah mendapat bantuan dan didatangi Petta Desa (maksudnya Kepala Desa Tellongeng)," ujarnya diiringi deraian air mata.

  • Bagikan