Pemprov Sulsel Gagas Revitalisasi Benteng Somba Opu

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Sulawesi Selatan berencana untuk melakukan pemugaran terhadap Benteng Somba Opu di Kabupaten Gowa. Bangunan di lokasi itu telah menjadi simbol bagi kejayaan Sulawesi Selatan di masa lampau. Kementerian Kebudayaan siap mendukung penuh proyek ini dengan menyediakan tenaga ahli dan arkeolog.

Rencana tersebut disampaikan Gubernur Sulsel, Sudirman Sulaiman saat menghadiri pameran Warna Budaya yang turut dihadiri istri Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda di Benteng Rotterdam, Makassar, Kamis (22/5/2025). Dia awalnya menjelaskan bahwa Benteng Rotterdam merupakan salah satu situs bersejarah yang mesti dilestarikan, termasuk Benteng Somba Opu.

"Benteng Rotterdam ini adalah salah satu bukti perjuangan salah satu pahlawan kita di Sulawesi Selatan. Masih banyak sebenarnya benteng-benteng di Sulawesi Selatan, termasuk benteng terbesar, Benteng Somba Opu," ujar Sudirman.

Sudirman mengungkapkan pentingnya revitalisasi Benteng Somba Opu. Menurutnya, pemugaran ini bertujuan untuk mengembalikan kejayaan Benteng Somba Opu, bukan hanya warisan budaya, tetapi juga bukti perjuangan rakyat Sulsel melawan penjajahan.

"Kami sebenarnya ingin melakukan kembali pemugaran. Cuma kami masih membutuhkan pengumpulan data-data terkait Benteng Somba Opu. Karena tanahnya ada, masih ada bentuk masjidnya. Masih ada pagarnya kelihatan, masih ada tanda-tanda bahwa di sana ada benteng perjuangan yang merupakan tempat penyandaran kapal-kapal untuk Sultan Hasanuddin beserta seluruh pasukannya," imbuh dia.

Sudirman menekankan bahwa jika tidak dijaga sejak dini, Indonesia, khususnya Sulawesi Selatan, berisiko kehilangan jejak sejarah dan identitas budayanya. Ia secara spesifik menyoroti upaya pemugaran Benteng Somba Opu yang terus didorong pemerintah provinsi.

"Di sana masih ada masjid tua, pagar, dan struktur benteng yang menjadi bukti bahwa kapal-kapal Belanda pernah bersandar di wilayah ini," ujar Gubernur.

Menurutnya, kawasan tersebut bukan hanya situs sejarah, tetapi juga simbol peradaban maritim masyarakat Bugis-Makassar yang kaya. Selain warisan fisik, Sudirman juga menyoroti pentingnya melindungi warisan budaya tak benda seperti bahasa daerah.

Ia mengungkapkan bahwa Sulawesi Selatan memiliki lebih dari 14 dialek yang berbeda, namun penggunaannya semakin tergerus oleh perkembangan zaman. Sebagai langkah konkret, pemerintah provinsi telah menjalankan program "satu hari berbahasa daerah" di sekolah dan instansi.

"Ini langkah kecil tapi penting. Kalau tidak dijaga, bisa hilang suatu saat nanti," ujar Sudiman.

Dia turut menyinggung potensi wisata budaya dan alam Sulawesi Selatan yang menurutnya belum dimaksimalkan. Salah satu contoh yang disebutkan adalah kawasan prasejarah Leang-leang di Maros, yang telah ditetapkan sebagai bagian dari Global Geopark UNESCO.

Situs ini menyimpan lukisan tangan manusia purba berusia 40 ribu tahun serta fenomena geologis unik seperti karang laut yang berada di ketinggian 300 meter.

"Kami perlu sampaikan juga Sulawesi Selatan ini kaya akan budaya dan termasuk warisan budaya adalah bahasa. Di Sulsel ini sering kita kenal Bugis Makassar, ada Mandar leluhur, dan Toraja," ungkap Sudirman.

Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan Giring Ganesha memberikan respons positif atas rencana tersebut. Dia menegaskan kementerian akan memberikan dukungan penuh, termasuk melibatkan arkeolog untuk memastikan pemugaran dilakukan secara akurat dan berkualitas.

"Pasti kita dukung. Kita dukung, baik itu dari tenaga ahli kita. Kita punya arkeolog-arkeolog terbaik di Indonesia yang pasti kalau diminta oleh Pak Gubernur pasti kita akan langsung kita support," ucapnya.

Sementara itu, istri Wapres Gibran Rakabuming Raka, Selvi Ananda memuji keberagaman budaya yang dimiliki Sulsel, mulai dari bahasa, kuliner, hingga bangunan bersejarah, seperti Benteng Rotterdam dan Somba Opu. Dia mengaku selalu terkesan tiap kali mengunjungi Sulsel.

"Ini bukan kali pertama saya datang ke Makassar. Mungkin sudah ketiga kali. Dan selalu menarik untuk datang ke Makassar. Tadi sudah dibahas Pak Gubernur, banyak sekali yang dimiliki oleh Sulawesi Selatan, mulai dari bahasanya, kemudian budayanya, bangunan-bangunan bersejarah, kerajinan-kerajinannya, dan tidak lupa tadi kulinernya," ujar Selvi.

Selvi mengungkapkan kekagumannya terhadap Sulawesi Selatan. Dia menyoroti beragam kekayaan yang dimiliki provinsi ini, mulai dari bahasa, budaya, bangunan bersejarah, kerajinan tangan, hingga kuliner yang telah dicicipinya.

"Banyak sekali yang dimiliki oleh Sulsel, mulai dari bahasanya, budaya, bangunan bersejarah, kerajinan-kerajinannya, dan kulinernya yang sudah kami cicipi," sambung dia.

Selvi menyebutkan beberapa hidangan khas yang telah dinikmatinya, seperti coto Makassar, buras dan bakso, sop ayam, siomay, serta es pisang ijo.

Selvi juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya Indonesia. "Padahal masih banyak provinsi di Indonesia, jadi setiap daerah mempunyai ciri khasnya, keunikannya masing-masing, dan itu yang harus kita terus pertahankan, mencari inovasi kedepannya harus seperti apa agar warisan budaya ini tetap terjaga dengan baik, tidak hilang nilai-nilai kebudayaannya," ujar dia.

Kekhawatiran akan lunturnya bahasa daerah di kalangan generasi muda juga menjadi perhatian Selvi.
"Karena memang pada zaman ini, era sekarang ini, anak-anak itu sudah banyak yang lupa dengan bahasa daerah. Seharusnya itu bisa dijaga sebagai bentuk keberagaman budaya Indonesia," kata Selvi. (nabilah/B)

  • Bagikan