Giliran IAS Galang Sokongan

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kompetisi menuju Musyawarah Daerah Partai Golkar Sulawesi Selatan kian menghangat. Setelah Munafri Arifuddin gencang menggalang dukungan dari pemilik suara di tingkat kabupaten dan kota, kini giliran Ilham Arief Sirajuddin yang menggelar roadshow ke para pentolan partai berlambang pohon beringin itu.

Akankah rivalitas dari dua sekondan di Pemilihan Wali Kota Makassar 2024 itu akan tercipta dalam perebutan kursi panas Golkar Sulsel? Ataukah ini hanya gimmick dari dua kekuatan yang sebetulnya bisa disatukan?

Dua tokoh Golkar di Sulsel; Ilham Arief Sirajuddin dan Munafri Arifuddin sedang adu kekuatan jelang Musyawarah Daerah (Musda) Golkar Sulsel. Keduanya sama-sama melakukan penjajakan ke ketua DPD II Golkar dengan dalih silaturahmi.

Klaim Munafri mengenai sejumlah rekomendasi ketua DPD II Golkar yang telah dikantongi untuk dijadikan tiket memperebutkan kursi ketua DPD I Golkar Sulsel, rupanya tidak menyurutkan semangat IAS untuk tetap melakukan safari politik ke daerah. Menariknya, Munafri dan IAS memiliki histori perjuangan bersama pada Pilwali Makassar 2024 lalu. Bahkan kemenangan Appi di Pilwalkot Makassar berpasangan dengan istri IAS, Aliyah Mustika Ilham, tidak bisa dipungkiri adanya campur tangan IAS di dalamnya.

"Ini menjadi menarik karena dua tokoh ini beririsan di Pilwali Makassar," kata Pengamat Politik Post Politica Indonesia, Anis Kurniawan, Minggu (1/6/2025).

Namun di balik itu, kata Anis, jika melihat latar belakang antara keduanya dan juga cerita dari beberapa orang terdekatnya, Munafri dan IAS dalam konteks Musda Golkar tidak akan menjadi rivalitas.

"(Tapi) kalau saya melihat dan diskusi dari teman-teman di internal mereka, (sebenarnya) ada komitmen untuk mereka menjaga soliditas di pasangan MULIA (tagline Appi-Aliyah) kemarin. Kalau itu menjadi prinsip mereka maka saya menduga tidak akan terjadi rivalitas," ujar Anis.

"Mungkin kelihatannya terjadi rivalitas, tapi pada ujungnya tidak akan seperti itu. Rivalitas tidak akan terjadi. Mungkin yang akan terjadi (nantinya) adalah kongsi di antara keduanya (Appi-IAS)," sambung dia.

Anis mengungkapkan, jika melihat peta politik Golkar di Sulsel saat ini, Musda Golkar Sulsel nantinya kemungkinan besar akan diambil alih oleh Munafri. Hal tersebut mendasar pada semangat Pilwali Makassar sebelumnya.

Semangat untuk menyatukan kubu Munafri dan IAS disebut masih kuat daripada keduanya menjadi rival dalam konteks politik Golkar Sulsel.

"Dalam konteks itu kalau mau hitung-hitungan kekuatan politik, saya justru melihat ada kemungkinan pak IAS akan mengalah. Saya melihatnya begitu, dan mendorong Appi untuk mengambil Golkar Sulsel," ujar Anis.

Mengenai safari politik yang dilakukan oleh IAS ke daerah, menurut Anis, itu hanyalah untuk mengukur penerimaan pengurus atau ketua DPD II Golkar di daerah. Pada ujungnya, disebut konsolidasi antara Appi dan IAS itu bakal terbentuk jelang Musda.

Belum lagi, ungkap Anis, jika melihat penerima pengurus dan ketua DPD II Golkar terhadap Appi sangat kuat. Appi juga dinilai lebih memiliki potensi besar dalam membesarkan Golkar Sulsel ke depannya.

"Jadi lebih untuk memastikan penerimaan di DPD II, saya melihat arahnya ke situ, mengukur penerima. Jadi konsolidasi di antara keduanya (Appi-IAS) bisa jadi mengerucut pada siapa yang akan diterima DPD II," imbuh Anis.

Selain itu, Anis juga mengatakan peluang Munafri untuk mengendarai Golkar Sulsel lebih besar ketimbang IAS yang sudah pernah menduduki kursi Ketua DPD I Golkar Sulsel era Jusuf Kalla (JK). Penyegaran kepengurusan dinilai akan menjadikan Munafri lebih diterima oleh pengurus tingkat kabupaten dan kota.

"Saya kira itu penyegaran. Karena narasi untuk mengganti Taufan Pawe (Ketua DPD I Golkar Sulsel sekarang) juga begitu, terkait penyegaran. Golkar ini butuh tokoh dan figur baru yang akselerasinya bisa lebih kuat, lebih dinamis dan relevan dengan situasi politik hari ini," imbuh Anis.

Sementara itu, IAS terus menggalang dukungan dari pengurus kabupaten kota. Setelah berkunjung ke Jeneponto dan Gowa, IAS melanjutkan safari politik ke Sidrap dan Pinrang.

Di Pinrang, IAS disambut hangat Ketua Golkar Pinrang Usman Marham. Adik kandung Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Idrus Marham itu juga menegaskan keyakinannya bahwa IAS akan menakhodai Golkar Sulsel.

"Terima kasih banyak kepada Kakanda IAS, Ilham Arief Sirajuddin atas kunjungannya ke tempat kami ini, Golkar Kabupaten Pinrang. Mudah-mudahan ke depan Beliau bisa memimpin Golkar Sulsel," kata Usman, kemarin.

Kepada IAS, Usman menyampaikan harapannya bahwa Golkar kelak bisa kembali berjaya di Sulawesi Selatan. "Mudah-mudah partai nanti bisa meraih kembali ketua DPRD Sulsel," ujar dia.

Usman menjelaskan bagaimana jejak panjang IAS di Golkar yang masih terlihat hingga saat ini. "Sekadar mengingatkan, kantor Golkar Makassar menjadi kantor permanen Golkar itu ada karena buah tangan IAS saat menjadi ketua Golkar Makassar," kata Usman.

Belum lagi, sambung Usman, begitu banyak kader Golkar yang menjadi besar lewat bimbingan dan suport dari tangan IAS. "Kalau orang Bugis biasa menyebutnya macca mappatuo tau (pandai membesarkan orang)".

Selain itu, Usman juga mengharapkan pemimpin yang akan dilahirkan oleh Musda mendatang mampu membangun sinergitas antara DPD II dan DPD I dan memastikan kesiapan untuk bahu membahu mengembalikan Sulsel sebagai lumbung suara Golkar seperti sebelumnya.

"Kepada Pak IAS, insyaallah mudah-mudahan Pinrang bisa bersinergi dengan DPD I. Mari kita sama-sama membangun Golkar di Sulawesi Selatan," tutur Usman.

Usman sekali lagi menegaskan keyakinannya bahwa IAS akan terpilih pada Musda mendatang dan memimpin Golkar menghadapi Pemilu 2029.

"Sekali lagi, terima kasih kepada Pak Ketua. Insyaallah. Saya sudah panggil ketua karena saya tahu betul beliau mampu memimpin dan membawa Golkar di Sulsel lebih baik," tandasnya diaminkan pengurus yang hadir.

Usman menghadirkan seluruh pengurus saat menyambut IAS yang datang didampingi mantan Ketua DPD II Golkar Gowa, Hoist Bachtiar dan mantan Ketua DPD II Golkar Sinjai, Andi Iskandar Zulkarnain Lathief.

Tampak hadir Sekretaris Golkar Pinrang yang juga wakil ketua DPRD, Ir Samsuri, anggota fraksi Golkar Pinrang Usman Bengawan, Harun S.Pd dan Hj Rusna Dalle, sejumlah pimpinan kecamatan dan pengurus harian Golkar Pinrang.

Dalam kesempatan itu, IAS kembali menegaskan pentingnya menghapus dikotomi kelompok di internal kader dan pengurus Golkar Sulsel dan daerah.

"Ke depan, siapapun yang dipercaya memimpin Sulsel harus bisa membuka ruang setara bagi kader untuk berbuat bagi partai. Kader minim finansial tapi potensial, sini, kita sama-sama pikirkan solusinya," imbuh dia.

Adapun di Sidrap, IAS mengajak kader dan pengurus Golkar bisa mengakhiri faksi-faksi yang tidak produktif. Mantan Ketua Golkar Sulsel ini, menyebut faksi-faksi di internal Golkar cenderung mendorong pergesekan internal yang tidak menguntungkan. Itu sudah terlihat dalam beberapa momentum saat Partai Golkar Sulsel sedang menjalani kontestasi pemilu.

"Salah satu persoalan utama yang wajib dihilangkan dalam tubuh Golkar ke depan adalah faksi-faksi. Ini membangun ketidaknyaman kader bekerja untuk partai. Yang semakin parah, ketika faksi ini membentuk pola kerja yang sudah mengabaikan kepentingan yang lebih besar, yaitu kepentingan partai," ujar IAS.

IAS mengaku menyampaikan ini merujuk pada salah satu misi besar Ketua Umum DPP Golkar, Bahlil Lahadalia. Sesaat usai terpilih sebagai ketum Golkar, Menteri ESDM itu menyampaikan tekadnya untuk mampu membuka jalan untuk semua. Itu, hanya bisa terwujud dengan cara menghilangkan faksi-faksi sehingga yang tersisa hanya satu faksi yaitu faksi Partai Golkar.

Olehnya, menerjemahkan gagasan Ketua Umum tersebut, IAS mengaku, siapapun yang diinginkan DPP dan DPD II memimpin Golkar ke depan, harus memiliki kemampuan mengayomi semua dan mengedepankan kepentingan partai di atas kepentingan segala-galanya.

"Ketua Golkar ke depan harus sanggup berdiri sebagai lokomotif yang mampu menarik dan membawa semua gerbong dengan berbagai potensinya. Harus bisa mengikuti irama Ketum Golkar untuk bisa berdiri sebagai pembuka jalan untuk semua," ujar IAS.

Silaturahmi IAS bersama pengurus DPD II Golkar Sidrap berlangsung begitu hangat. Ketua Golkar Sidrap H Zulkifli Zain menjamu IAS ba'da salat Isya di kediamannya. Turut hadir mendampingi Ketua DPD II di antaranya Sek DPD II Golkar Sidrap, Ahmad Shalihin Halim, anggota fraksi Golkar, Ismail Aksa dan Dra Hj Sitti Rahmah, Ketua Bappilu Golkar Sidrap, Rusman Katoe, Wakil Ketua OKK, Haris Manan, Wakil Ketua Organisasi, Farid Galib, serta sejumlah pimpinan kecamatan.

Di hadapan IAS dan sejumlah pengurus Golkar Sidrap, H Zulkifli Zain, ikut mengamini besarnya tantangan Golkar Sulsel ke depan untuk bisa merebut kembali kursi ketua DPRD Sulsel.

"Jadi, kami sangat sepakat dengan arahan Ketum DPP Golkar, di mana pemimpin Golkar ke depan harus bisa menyatukan seluruh potensi partai. Dan, ini memang membutuhkan figur yang kuat," terang anggota fraksi Golkar DPRD Sulsel itu.

Pria yang akrab disapa H Pilli itu berharap, Musda Golkar Sulsel ke depan tidak akan melahirkan perpecahan. Kader yang bersaing diharapkan bisa tetap menyatu setelah Musda. Ia meyakini DPP pasti punya jalan untuk mewujudkan itu. Apalagi, Golkar Sulsel sedang bersiap merebut kembali kursi ketua DPRD Sulsel. (isak pasa'buan-nabilah ansar/C)

  • Bagikan