DPP Golkar Cari Sosok Pemersatu

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Dewan Pimpinan Pusat Partai Golkar memberi perhatian serius kepada kepengurusan Partai Golkar Sulawesi Selatan. Menjelang musyawarah daerah (musda), "intervensi" pengurus pusat mulai ditebar. Salah satunya, dengan menyebutkan kriteria calon ketua Golkar Sulsel yang tengah diincar. Sosok pemersatu faksi-faksi di tubuh beringin menjadi hal yang jadi prioritas.

Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Idrus Marham mendaku segabai perpanjangan "lidah" dari Ketua Umum Bahlil Lahadalia untuk mencari figur calon ketua Golkar Sulsel. Menurut dia, hal utama yang diinginkan pengurus pusat adalah figur yang menjunjung tinggi persatuan demi kemajuan partai di daerah ini.

“Ketua umum (Bahlil Lahadalia) sangat memahami posisi Sulsel sebagai wilayah strategis dan lumbung suara Golkar. Musda tahun ini harus jadi titik balik. Golkar Sulsel sedang mengalami degradasi eksistensi dan itu harus dihentikan,” kata Idrus kepada wartawan, akhir pekan lalu.

Menurut Idrus, Musda Golkar 2025 bukanlah ajang saling menguasai partai seperti isu yang berkembang saat ini, melainkan momentum untuk mengembalikan kejayaan Golkar di wilayah timur Indonesia, khususnya di Sulsel.
Politikus asal Kabupaten Pinrang itu ikut menyorot paradigma yang berkembang di internal partai mengenai ambisi menguasai partai lebih menonjol daripada semangat membesarkan partai.

Menurut Idrus, paradigma itu keliru dan beroperasi memecah belah partai. Sebab orang-orang yang dianggap kompetitornya potensi akan disingkirkan.

"Jika orientasinya menguasai, maka orang yang dianggap mengganggu akan dipinggirkan. Itu tidak boleh. Partai ini bukan milik perorangan, bukan milik keluarga, bukan pula milik kelompok,” tutur mantan menteri sosial di era Presiden Joko Widodo itu.

Untuk itu, Idrus menegaskan bahwa Golkar harus dibesarkan bersama. Setiap kader memiliki potensi dan peluang yang sama untuk menjadi kekuatan politik. Dia mengatakan, Ketua Umum Golkar, Bahlil Lahadalia telah berketetapan hati menjadikan Musda Golkar Sulsel sebagai panggung kebangkitan kembali Golkar di timur Indonesia.

Oleh karena itu, sambung Idrus, kader yang bakal tampil di musda nantinya haruslah sosok yang memiliki prestasi nyata, daya juang tinggi, dan paling penting mampu menjadi perekat seluruh elemen kader.

“Bukan yang kontroversial, tapi yang dibutuhkan adalah pemersatu. Tokoh yang bisa mengkonsolidasikan semua gerbong kader yang selama ini terpecah,” imbuh Idrus.

Idrus mengingatkan bahwa dalam proses musda nantinya, tidak boleh ada satu pun oknum, termasuk dari DPP yang melangkahi kewenangan ketua umum Golkar. Semuanya harus tunduk pada garis komando partai.

“Siapapun, termasuk saya, tidak boleh melangkahi ketua umum. Segala keputusan tetap kembali kepada mekanisme partai dan ketum,” ucap dia.

Idrus menyebut, Bahlil yang berasal dari kawasan timur Indonesia memahami betul pentingnya Sulsel dalam konstalasi politik nasional. Dengan begitu orientasi utama dalam memilih ketua DPD I Golkar Sulsel nanti harus pada kapabilitas dan prestasi, bukan sekadar basis kekuatan kelompok.

“Golkar ini rumah besar. Semua harus merasa memiliki. Bukan hanya dimiliki segelintir orang,” ujar mantan Sekretaris Jenderal DPP Golkar itu.

Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin Profesor Sukri Tamma mengatakan hal yang disampaikan Idrus Marham memperkuat pernyataan bahwa calon pemimpin Golkar Sulsel yang diharapkan adalah mereka yang mampu memenuhi ekspektasi partai, bukan hanya sekadar unjuk eksistensi.

"Ini juga menjadi statement yang sangat kuat untuk kemudian memastikan bahwa para calon pemimpin ini (calon Ketua DPD I Golkar Sulsel) bisa sadar diri apakah mereka sanggup untuk memenuhi ekspektasi itu atau tidak. Bukan hanya merasa punya dukungan kemudian bisa memegang jabatan itu," kata Sukri.

"Kalau hanya sekadar memegang jabatan dan menjalankan, saya kira iya. Tapi pertanyaannya ialah apakah mereka bisa memenuhi ekspektasi itu, membawa Golkar lebih baik lagi. Saya kira itu perlu diperhitungkan, sehingga dari sekara mereka-mereka yang punya niat untuk maju menyadari betul bahwa mereka sedang memperebutkan posisi penting tapi dengan tanggung jawab besar di baliknya," sambung dia.

Sukri menjelaskan bahwa pernyataan Idrus Marham terkait adanya degradasi Partai Golkar di Sulsel belakang ini tentunya bukan tanpa alasan. Melainkan sebuah fakta yang tersaji beberapa tahun belakangan ini, khususnya di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.

Meskipun, kata Sukri, ini bukan seutuhnya kesalahan pengurus Partai Golkar Sulsel dalam mengatur strategi, mengingat partai lainnya juga tentu melakukan dobrakan untuk mengalahkan kompetitornya. Namun adanya penurunan kekuatan ini harus menjadi titik balik untuk kembali berjaya.

Dengan begitu, Sukri menyebut apa yang disampaikan Idrus Marham adalah sebuah pesan bagi semua kandidat yang ingin maju bertarung memperebutkan kursi Ketua DPD I Golkar Sulsel. Situasi yang dihadapi partainya saat ini sedang tidak baik-baik saja, sehingga hal itu yang harus menjadi catatan penting bagi seorang calon ketua.

Secara spesifik, Idrus Marham juga memang tidak menyebutkan siapa kader yang dijagokan di Golkar Sulsel. Dengan begitu, menurut Prof Sukri, tantangan bagi semua kader partai besutan Bahlil Lahadalia ini harus menemukan pimpinan yang bisa membawa posisinya lebih baik lagi dan lebih maju lagi ke depannya.

"Jadi siapapun yang mau jadi ketua Golkar Sulsel harus bisa diterima atau paling tidak menjadi bagian di antara itu. Dan ini harus diperhatikan, karena jika secara internal Golkar tidak solid maka tentu akan sulit untuk mewujudkan keinginan mereka untuk kembali dominan, atau paling tidak kembali menjadi partai yang lebih besar lagi di Sulsel," imbuh Sukri.

Catatan-catatan itu, kata Sukri, harus betul-betul didalami jika ingin maju menjadi Ketua DPD I Golkar Sulsel. Tanggujawab untuk kembali membesarkan Golkar dan menjadikannya kembali berjaya seperti tahun-tahun sebelumnya harus diselesaikan jika diberi amanah nantinya.

"Ini bukan sekedar pemimpin, tapi ada hal besar yang harus mereka lakukan. Siapapun mereka nantinya menjadi pemimpin bahwa mereka punya tanggung jawab besar membawa Golkar jauh lebih besar dan menjadi nomor satu lagi," tutur dia. (isak pasa'buan/B)

  • Bagikan