Oleh: Ema Husain Sofyan
SAYA bukan ahli timur tengah makanya cukup bingung membaca informasi dari media sosial. Masing-masing kubu pendukung dua pihak yang berseteru yaitu Iran dan israil mengirim foto keberhasilan membombardir target serangan. Tentu saja banyak gambar yang menurut penulis adalah rekayasa AI yang sulit membedakan mana yang asli dan mana buatan AI.
Dua kubu pendukung, utamanya yang menjadi ahli dadakan memberikan argumentasi berdasarkan latar belakang agama dan pendidikannya. Begitulah pengamat medsos, amatannya kadang menggelikan dan terkesan bombastis. Dua negara yang dari dulu adalah musuh bebuyutan ibaratnya antara “Tom and Jerry” benar-benar saling menyerang. Berawal dari serangan Israil yang tidak terduga, menyerang fasilitas nuklir di Natanz. Tak lama setelah serangan tersebut Iran juga melakukan pembalasan.
Dunia internasional khawatir akan terjadi perang nuklir. Sebab dampaknya yang mengerikan bagi manusia dan lingkungan. Tentu saja situasi ekonomi dunia akan terdampak. Utamanya bagi Indonesia yang saat ini memang sedang dilanda krisis multi dimensi.
Jika perang meluas dan Iran juga menyerang sekutu Amerika akibat memihak pada Israil, maka timur tengah membara. Berdampak pada harga minyak yang melambung. Ini tentu saja menguntungkan Indonesia. Apalagi jika kita mampu menghasilkan energi dari kelapa sawit sebagai alternativ minyak bumi.
Israil menyerang Iran tentu dengan berbagai alasan. Diantaranya Iran begitu getol dalam mengembangkan proyek nuklir. Yang oleh Iran digunakan untuk sumber energi, tapi bagi Israil dikhawatirkan dikembangkan sebagai senjata yang mematikan. Hal lain adalah Iran dianggap sebagai penyokong utama Hozbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, dan milisi syiah di Irak dan Suriah yang merupakan ancaman bagi Israil. Yang terakhir adalah Iran dikenal sebagai pendukung utama Gerakan perlawanan Palestina dengan mendanai logistik terbesar bagi Hamas dan PIJ.
Tentu saja Israil tidak gegabah atau sembrono menyerang Iran sebelum mendapat restu dari sekutunya. Utamanya Amerika Serikat, namun ternyata Trump sepertinya tidak tegas menyatakan sikap dihadapan media.
Trump juga telah menghimbau agar perang antara Israil dan Iran segera diakhiri. Pernyataan itu dilontarkan Trump setelah berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Semoga saja peperangan tidak berlanjut, sebab eskalasi perang tersebut bisa memicu meletusnya perang dunia III. Diplomasi internasional menjadi keharusan untuk mencapai kesepakatan menghentikan perang. (**)