MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) menunjukkan komitmennya dalam mendukung program unggulan Presiden Prabowo Subianto, yakni makan bergizi gratis. Sebanyak 92 titik lahan diusulkan untuk pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Selatan, Jufri Rahman mengatakan meskipun Pemprov Sulsel telah mengajukan lebih dari target yang diminta, namun masih terdapat tantangan dalam pemenuhan persyaratan lokasi.
"Daerah harus mengusulkan tiga titik, masih ada lima daerah yang kurang pengusulan titik," ujar Jufri, Selasa (17/6/2025).
Jufri Rahman menjelaskan terdapat syarat ketat untuk menentukan titik SPPG. Salah satunya, kata dia, harus ada di sekitar kompleks persekolahan dengan jumlah siswa di sekitar. Selain itu, terdapat kendala utama lainnya seperti jarak dan lokasi.
"Dan jarak dari tempat pembuatan SPPG itu dengan daerah pelayanan tidak lebih dari 20 menit," imbuh dia.
Persyaratan ini, menurut Jufri, tidak semudah yang dibayangkan, terutama untuk daerah-daerah dengan kondisi geografis yang menantang.
"Syarat itu tidak semudah yang kita bayangkan. Misalkan daerah pegunungan," ucap dia.
Meskipun pengiriman menggunakan drone bisa menjadi solusi, namun biayanya sangat besar dan teknologinya belum sepenuhnya memadai.
"Bisa diantarkan kalau pakai drone tapi biayanya besar. Teknologinya belum sampai ke sana. Itu semua kendalanya itu," tutur dia.
Jufri menambahkan bahwa pengusulan titik masih menunggu konfirmasi lebih lanjut dari tim nasional. Meskipun demikian, Pemprov Sulsel telah proaktif.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Rachmat Pambudy melakukan kunjungan kerja ke Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Salah satu agendanya meninjau dapur program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Rachmat memantau SPPG Badan Gizi Nasional (BGN) Panakkukang I, Jalan A.P Pettarani, Kompleks IDI. Dia dijemput Gubernur Sulsel Sudirman Sulaiman yang sudah terlebih dahulu tiba di lokasi. Rachmat mengenakan higiene personal berupa masker, penutup kepala, dan penutup kaki. Dia didampingi Kepala SPPG BGN Panakkukang I, Inka Chandra berkeliling meninjau proses produksi menu MBG.
Di lokasi, Rachmat menyaksikan seluruh tahapan produksi menu MBG. Tahapan itu meliputi penyiapan bahan baku, proses memasak, hingga pengemasan. Usai peninjauan SPPG BGN Panakkukang, Rachmat dan Andi Sudirman kemudian menuju UPT SPF SDI Tamamaung IV, Jalan Abdulllah Daeng Sirua. Di lokasi, keduanya menyempatkan berinteraksi langsung dengan murid kelas III yang tengah menyantap menu nasi goreng merah berlauk ayam.
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Sudirman Sulaiman mengungkap realisasi pendirian dapur atau Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi (SPPG) sudah mencapai 76 unit. Andi Sudirman mengaku Sulsel idealnya membutuhkan 900 unit dapur untuk memaksimalkan program MBG.
"Sekarang lagi proses lagi karena butuh sekitar 900," ujar Sudirman.
Meski jumlah dapur MBG masih minim, Sudirman menilai pelaksanaan program secara keseluruhan sudah bagus. Dia menyebut program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
Dia mengatakan antusiasme siswa terhadap program MBG sangat tinggi. Oleh karena itu, penambahan jumlah dapur MBG akan menjadi prioritas ke depan.
"Anak-anaknya sangat antusias dan semangat. Yang perlu mungkin yakni bagaimana penambahan saja, karena sudah banyak di Sulsel targetnya, ya, untuk terus ditingkatkan sampai menjangkau ke wilayah daerah juga," imbuh dia.
Sejumlah dapur MBG lainnya disebut masih dalam tahap konstruksi. Sudirman mengatakan pembangunan dapur-dapur itu terus dipercepat demi menjangkau lebih banyak wilayah.
"Sekarang banyak dalam proses konstruksi, ya. Ada banyak, artinya kita tidak bisa ini, karena dari MBG yang harus tetapkan. Tapi, beberapa sudah bangun," kata dia. (nabilah/B)