Basarnas Hentikan Pencarian Tiga ABK KLM Asia Mulia di Perairan Bantaeng

  • Bagikan
Kru Basarnas menghentikan pencarian ABK Kapal KLM Asia Mulia GT 41 di wilayah Perairan Bantaeng.

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas menghentikan proses pencarian terhadap tiga korban kecelakaan Kapal KLM Asia Mulia GT 41 di wilayah Perairan Bantaeng, Sulawesi Selatan (Sulsel). Operasi pencarian ini dihentikan setelah memasuki hari ke-10 pada Sabtu (26/2/2025).

Penghentian operasi pencarian ini disampaikan langsung Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Kelas A Makassar, Muhammad Arif Anwar.

"Operasi Sar Kapal KLM Asia Mulia ini telah dilaksanakan selama tujuh hari, kemudian dilakukan penambahan selama tiga hari atas permintaan keluarga korban, dan di hari ke sepuluh ini, operasi sar kami nyatakan selesai, dengan hasil nihil," kata Arif. 

Arif menambahkan bahwa sejak adanya laporan dari serpihan kapal kayu dan bangkai kerbau yang memakai tag muatan KLM Asia Mulia, operasi SAR atau proses pencarian diperluas hingga ke perairan Takalar.

SRU atau Search Rescue Unit dibagi untuk melakukan pencarian di Perairan Bantaeng, Jeneponto dan Takalar. Dengan catatan, Sru 1 atau Rubber Boat Makassar melakukan penyisiran dari pantai Tope Jawa dengan radial 2 derajat arah utara sejauh 5 Nm. 

Kemudian Sru 2 atau Rubber boat Bantaeng melakukan penyisiran dari pantai Tope Jawa dengan radial 181 derajat arah selatan sejauh 5 Nm. Dan Sru 3 atau Speed Boat TNI AL melakukan penyisiran dari pantai Tope Jawa dengan radial 170 derajat arah selatan sejauh 10 Nm. 

"Sru 4 (Infanteri) melakukan pencarian dengan berjalan kaki di pesisir pantai tak berpenghuni di pantai Tope Jawa, Kabupaten Takalar," ujar Arif.

Ia juga menyampaikan, penghentian operasi ini dilakukan lewat penandatanganan berita acara serah terima penghentian dan penutupan operasi sar hari ke-10, yang berlangsung di Kabupaten Takalar. Penandatanganan atau penutup operasi SAR ini disaksikan langsung oleh pemerintah setempat. 

"Pemerintah setempat yang mewakili pihak keluarga menandatangani berita acara dan penutupan operasi sar, dengan hasil ketiga abk tersebut dinyatakan hilang dan tidak ditemukan keberadaannya, maka operasi sar KLM Asia Mulia kami nyatakan dihentikan dan ditutup, namun akan dibuka kembali jika terdapat ada tanda-tanda keberadaan korban untuk kemudian dilakukan evakuasi," tutup Arif.

Adapun tiga korban yang dinyatakan hilang yakni Supriadi Nunung (46) selaku nahkoda Kapal KLM Asia Mulia GT 41, Asdar (52) selaku KKM dan Aldi (27) yang bertugas sebagai kelasi kapal. Sedangkan lima penumpang kapal yang berhasil selamat masing-masing, Asrul (41), Ebit (30), Pence (31), Laki (32) dan Supri (25).

Kapal pengangkut ternak kerbau itu dilaporkan tenggelam di wilayah perairan Kabupaten Bantaeng, pada Kamis (19/6/2025) lalu, sekitar pukul 04.00 Wita. Kecelakaan KLM Asia Mulia GT   diduga terjadi usai ditabrak sebuah kapal besi yang melintas di jalur yang sama. 

KLM Asia Mulia GT 41 diketahui tenggelam saat dalam perjalanan mengangkut 57 ekor kerbau dari Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), menuju Pelabuhan Bunge, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Saat kecelakaan itu, 8 orang anak buah kapal (ABK) ikut di atas kapal, namun hingga sekarang 3 ABK masih dinyatakan hilang. (isak pasa'buan/B)

  • Bagikan