PAREPARE, RAKYATSULSEL – Setelah dua tahun menjabat sebagai Kapolres Parepare, AKBP Arman Muis resmi mengakhiri masa tugasnya di kota tersebut. Kini, ia dipercaya untuk mengemban amanah baru sebagai Inspektur Bidang (Irbid) di Inspektorat Pengawasan Daerah (Itwasda) Polda Sulawesi Selatan (Sulsel).
Mutasi jabatan ini tertuang dalam Surat Keputusan Mutasi Kepolisian Republik Indonesia Nomor: ST/1423/VI/KEP.2025, yang ditandatangani oleh Asisten SDM Kapolri Irjen Pol Anwar atas nama Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tertanggal 24 Juni 2025.
Menjelang akhir masa jabatannya, AKBP Arman Muis menggelar acara silaturahmi bertema “konsolidasi sejati” bersama insan pers se-Kota Parepare, yang diselenggarakan di Sweetness Coffee, Jumat, 4 Juli 2025.
Sebagai informasi, selama menjabat sebagai Kapolres Parepare, AKBP Arman dikenal sebagai sosok pemimpin yang sederhana dan dekat dengan masyarakat, namun tetap menunjukkan ketegasan dalam penegakan hukum. Ia mampu menjaga keseimbangan antara pendekatan yang humanis dan ketegasan institusi kepolisian.
Tak mengherankan jika selama kepemimpinannya, berbagai program kamtibmas dan kerja sama dengan masyarakat terus mengalami penguatan.
“Selama bertugas di Parepare, saya merasa bahwa tali silaturahmi dan komunikasi dengan masyarakat tidak pernah terputus. Itu menjadi kesan yang sangat mendalam bagi saya,” ungkap Arman.
Ia telah mengemban tugas sebagai Kapolres Parepare selama kurang lebih dua tahun satu hari, mulai 24 Juni 2023 hingga 25 Juni 2025. Meski kini berpindah ke penugasan baru, ia menegaskan bahwa dirinya tidak meninggalkan Parepare, melainkan berpindah medan pengabdian.
“Pada dasarnya, tujuannya tetap sama, yaitu memberikan pelayanan terbaik untuk seluruh elemen masyarakat,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Arman juga membagikan kisah hidupnya—dari seorang pengayuh becak hingga akhirnya menjadi Kapolres. Ia menyampaikan bahwa dirinya bukan berasal dari keluarga yang berkecukupan.
Lahir di Makassar sebagai anak ketiga dari lima bersaudara, sejak duduk di bangku kelas 2 SMP ia mulai mengayuh becak sepulang sekolah demi membantu perekonomian keluarga. Aktivitas tersebut terus ia jalani hingga lulus SMA di Makassar.
Lebih jauh, kisah hidup penuh perjuangan itu telah ia tuangkan dalam sebuah buku. Buku tersebut berisi perjalanan inspiratif dari masa kecilnya sebagai pengayuh becak hingga dipercaya menduduki jabatan Kapolres Parepare.
“Buku itu bukan sekadar kisah kenyamanan. Di dalamnya tersimpan peluh perjuangan dan kejujuran perjalanan hidup saya,” tutupnya. (*)