MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ketua Gerindra Sulawesi Selatan (Sulsel) Andi Iwan Darmawan Aras (AIA) beri sinyal, merayu istri Ketua NasDem Sulsel Rusdi Masse, yakni Fatmawati Rusdi ikut bergabung menjadi kader partai politik berideologi populisme sayap kanan bentukan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Ajakan itu dilontarkan AIA saat memberikan sambutan pada kegiatan Temu Kader Parti Gerindra Sulsel, di Hotel Claro, Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, pada Jumat (4/7) sore.
Adapun Fatmawati Rusdi selaku Wakil Gubernur Sulsel ikut hadir dalam kegiatan ini mewakili Pemerintah Provinsi Sulsel. Saat memberikan sambutan, AIA mengungkapkan bahwa dirinya telah lama mengenal istri Ketua DPW Partai Nasdem Sulsel, Rusdi Masse Mappasessu.
AIA mengatakan, dirinya dengan Fatmawati Rusdi dulunya sama-sama duduk di bangku DPR RI, atau sebelum menjajaki kursi eksekutif, yakni Wakil Wali Kota Makassar lalu kemudian nail level menjadi Wakil Gubernur Sulsel periode 2024-2029.
"Yang saya hormati, Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan yang diwakili wakil oleh Wakil Gubernur Ibu Fatmawati Rusdi. Beliau ini dulu rekam kami di DPR RI, satu komisi dengan beliau, cuman beda parti, mungkin nanti ke depan bisa satu parti dengan beliau," ucap AIA yang langsung disambut dengan tepuk tangan oleh seluruh kader Partai Gerindra yang hadir.
Dihadapan para kader Partai Gerindra Sulsel, AIA juga mengungkapkan, kegiatan silaturahmi atau temu kader ini baru bisa diselenggarakan usai melewati proses pemilihan yang cukup panjang, mulai dari Pemilu, Pileg, hingga Pilkada.
"Setelah melalui proses pemilu yang cukup lama, hari ini kita bertemu sekedar untuk kilas balik untuk mendapat pencerahan dari bapak Sekjen (Ahmad Muzani) tentang bagaimana kita di Gerindra ini kedepannya dan seperti apa," ungkapnya.
Dalam sambutannya, AIA juga melaporkan terkait capaian Partai Gerindra Sulsel, utamanya dalam pelaksanaan Pilkada 2024 lalu. Bahkan sempat menyinggung perihal Pilkada Palopo yang masih menjadi sengketa di Mahkamah Konstitusi (MK) hingga sekarang ini.
Mengingat, calon wakil wali kota dan wakil wali kota Palopo usungan partai Gerindra, Trisal-Akhmad Syarifuddin selaku pemenang suara terbanyak Pilkada Palopo 2024 lalu didiskualifikasi. Lalu kemudian pada pelaksanaan PSU 2025, Naili yang maju menggantikan suaminya berpasangan Akhmad Syarifuddin kembali digugat di MK dan masih berproses.
"Saya sampaikan ke Pak Sekjen, bahwa dari 24 kabupaten kota yang melakukan Pilkada kemarin, masih ada satu kota di Sulsel yang masih berproses hukum yaitu Kota Palopo dan sudah dua kali melakukan pemilihan," kata AIA.
"Pemilihan pertama dimenangkan kader kita lantas kemudian didiskualifikasi. Pemilihan kedua kita menangkan kembali namun sekarang masih berproses di MK, tapi hasilnya Insyaallah Allah menggembirakan kita semua," lanjutannya.
Tak sampai di situ, AIA juga memaparkan perjuangan Partai Gerindra saat pelaksanaan Pilpres 2019 maupun Pilpres 2024 yang berhasil memenangkan pertarungan dengan mendudukkan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
"Sedikit laporan Pak Sekjen, bahwa proses Pilpres dan Pileg di Sulsel ini alhamdulillah pada tahun 2024 kemarin kami berhasil mempertahankan kemenangan bapak Prabowo Subianto di Sulsel," bebernya.
Tak sampai di situ, ia juga mengungkapkan capaian Parti Gerindra Sulsel yang berhasil menaikkan kursinya di legislatif baik tingkat DPR RI maupun DPRD provinsi dan kabupaten/kota.
"Untuk pencapaian kepala daerah kami berhasil memenangkan 14 usungan partai Gerindra di 2024 kabupaten/kota, baik bupati dan wakilnya maupun wali kota dan wakilnya. Untuk DPR RI kami juga berhasil menaikkan suara parti Gerindra, dari tiga kursi menjadi lima kursi," terangnya.
"DPRD provinsi meningkatkan jumlah kuri sebanyak dua kursi, dari 11 kursi menjadi 13 kursi. Dan DPRD kabupaten/kota, dari 97 kursi menjadi 107 kursi," lanjutannya.
Pada kesempatan itu, AIA memperkenalkan 7 bupati usungan Gerindra pada Pilkada 2024 kepada Ahmad Muzani dan Sudaryono.
"Sebenarnya ada 14 bupati usungan Gerindra pak sekjen, cuma beberapa ada tidak hadir karena kesibukan di tempat lain," ujar AIA.
AIA lantas menyebut bupati usungan Gerindra. Mereka adalah Bupati Kabupaten Soppeng Suwardi Haseng, Bupati Kepulauan Selayar Natsir Ali bersama wakilnya, Muhtar.
Iwan Aras juga memperkenalkan Bupati Enrekang Muh. Yusuf Ritanga, Bupati Sinjai Ratnawati Arif dan Bupati Toraja Utara Frederik Victor Palimbong.
Nama lainnya yang disebut Iwan yaitu Bupati Tana Toraja Zadrag Tombeg yang juga kader Gerindra serta Bupati Takalar Firdaus Daeng Manye.
"Ada juga wakil Bupati Kabupaten Gowa, Bapak Darmawangsyah Muin sekaligus Sekretaris Umum Gerindra Sulawesi Selatan," tutur AIA, direspons oleh Darmawangsyah dengan berdiri hormat.
Temu kader Gerindra Sulsel juga dihadiri 13 anggota Fraksi Gerindra DPRD Sulsel maupun legislator partai asuan PresidenPrabowo Subianto.
Terpisah, Wakil Gubernur Sulsel yang juga kader NasDem, Fatmawati turut memberikan sambutan. Ia mengungkapkan bahwa selama bertarung di Pilkada, Parti Gerindra Sulsel di bawah kepemimpinan AIA selalu memenangkan pertarungan.
"Saya sendiri sudah dua kali bertarung selalu di usung oleh Partai Gerindra, bahkan Bapak Andi Iwan Darmawan Aras sebagai ketua tim pemenangan yang mengantarkan saya menjadi wakil wali kota (Makassar), dan Alhamdulillah di Pemilukada 2024 saya mendapat mandat dari masyarakat Sulawesi Selatan (menjadi wakil Gubernur)," ungkapnya Fatmawati.
Ia juga mengungkapkan, bahwa kebersamaannya dengan para kader Partai Gerindra sudah seperti keluarga. Fatmawati juga memuji kerja-kerja dan totalitas kader Partai Gerindra dalam setiap memenangkan kepala daerah usungannya.
"Kalau bersama kader Gerindra seperti keluarga, karena saya tau seperti apa kerja-kerja hebat yang telah dilakukan oleh para kader Gerindra," ungkapnya.
Untuk itu, sebagai balas budi, Fatmawati sempat menyampaikan bahwa untuk kegiatan Gerindra di Sulawesi Selatan seharus
nya cukup koordinasi saja dan akan disiapkan semuanya.
"Seharusnya Pak Sekjen kalau konsolidasi, temu kader di Sulawesi Selatan, bapak terima hasil saja, karena di Pemilu 2019 ketua (AIA) telah membuktikan kemenangan di Pilpres, begitu juga di tahun 2024 Pemilukada ini," sebutnya.
Terakhir, Fatmawati kembali memuji kerja-kerja politik AIA yang berhasil membesarkan Parti Gerindra di Sulsel. Mulai dari peningkatan suara kursi di legislatif, eksekutif hingga tingkat pemilihan Presiden.
"Tentu ini tidak lepas dari kerja keras dan di bawah tangan dingin bapak Andi Iwan Darmawan Aras," tutup Fatmawati.
Usai kegiatan, Fatmawati yang diwawancara terkait ajakan AIA bergabung di Gerindra menanggapi santai. Dia mengungkapkan bahwa hingga hari ini dirinya masih berstatus sebagai kader Nasdem.
"Kami kan pemerintah itu pembina partai, apalagi parti Gerindra itu adalah parti pengusung. Per hari ini saya juga masih kader partai (NasDem)," tutur Fatmawati.
Dijelaskan, bahwa selaku perwakilan pemerintah dirinya harus membuka diri terhadap seluruh partai-partai yang ada di Sulawesi Selatan, apalagi jika itu parti pengusung saat dirinya maju di Pilkada 2024 lalu.
"Tentunya sebagai pembina partai harus menyamakan semua partai yang ada di Sulawesi Selatan, apalagi kalau partai pengusung kami," pungkasnya.
Untuk diketahui, acara ini dihadiri Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, anggota DPR RI dan DPRD kader Gerindra, serta jajaran kepala daerah se-Sulawesi Selatan yang diusung Gerindra.
Temu Kader Momentum Konsolidasi dan Penguatan Dukungan Pemerintahan Prabowo-Gibran
Pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad, menilai kegiatan tersebut lebih bersifat konsolidatif dan merupakan langkah Gerindra dalam mengawal pemerintahan Prabowo hingga ke tingkat daerah.
“Sebagai partai pengusung pemerintahan Prabowo, Gerindra hendak memantau kinerja pemerintahan hingga ke daerah meskipun melalui kegiatan partai. Tentu hal yang dibicarakan soal kerja partai dan juga mengawal kinerja pemerintahan,” ujar Firdaus.
Sementara itu, Anis Kurniawan, pengamat politik lainnya, melihat temu kader ini sebagai upaya penting dalam merapatkan barisan dan memperkuat struktur internal Gerindra di Sulawesi Selatan.
“Saya kira yang paling utama adalah ini bisa jadi ajang konsolidasi Partai Gerindra Sulsel di tengah banyaknya agenda nasional yang didorong oleh Presiden Prabowo. Gerindra tentu saja adalah partai yang membackup program-program penting yang akan dijalankan oleh Pak Prabowo dan Gibran,” ungkap Anis.
Anis juga menambahkan bahwa pertemuan ini bisa menjadi refleksi Gerindra pada Pilkada sebelumnya.
“Ini juga bisa dijadikan momen untuk refleksi perjalanan Partai Gerindra pada Pilkada yang lalu, secara keseluruhan. Selain itu, Sulsel merupakan salah satu basis penting bagi Gerindra, dan itu harus dijaga soliditasnya,” lanjutnya.
Temu kader ini juga dihadiri oleh Wakil Gubernur Sulsel, Fatmawati Rusdi. Kehadiran politisi Partai NasDem tersebut memunculkan spekulasi adanya pendekatan politik untuk bergabung ke Gerindra.
Menanggapi isu tersebut, Anis menyatakan bahwa dinamika politik semacam itu merupakan hal lumrah.
“Kalau sebelumnya beliau diwacanakan ke PSI, lalu sekarang diwacanakan ke Gerindra, itu artinya ada situasi yang kurang stabil dalam posisi Ibu Fatma di Partai NasDem. Tapi dalam konteks silaturahmi politik, mengundang kader lintas partai adalah hal biasa saja,” jelasnya.
Kegiatan ini semakin menegaskan pentingnya posisi Gerindra di Sulsel, terlebih setelah sejumlah kadernya sukses memenangkan kontestasi Pilkada di berbagai level.
“Gerindra Sulsel adalah kekuatan penting. Mereka pasti memprioritaskan soliditas di provinsi maupun kabupaten agar dapat menjadi bagian penting dalam mendukung kebijakan Presiden Prabowo,” tutup Anis.
Pengamat politik dari Universitas Hasanuddin, Sukri Tamma, menyebut temu kader sebagai hal yang wajar dan lazim dilakukan oleh partai politik.
“Saya kira kegiatan temu kader partai itu kan adalah hal yang biasa. Tujuannya bisa untuk mengonsolidasikan kebijakan, strategi, dan lainnya,” ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa kegiatan seperti ini juga menjadi momen untuk mempererat hubungan antarkader serta menyampaikan pesan-pesan dari pengurus pusat kepada kader di daerah.
“Dasarnya adalah menguatkan kembali ikatan-ikatan yang ada. Apa yang dilakukan Partai Gerindra ini juga memang adalah hal yang biasa dilakukan partai politik,” tambahnya.
Namun, Sukri menilai bahwa dalam konteks Gerindra sebagai partai penguasa, temu kader ini memiliki dimensi strategis yang lebih besar.
“Sebagai bagian dari partai penguasa, kegiatan ini diarahkan untuk memastikan seluruh elemen partai, termasuk kader di daerah, mendukung penuh kebijakan pemerintahan yang sekarang berjalan.”
Ia juga menyebutkan bahwa temu kader menjadi sarana untuk menyegarkan kembali semangat dan arah perjuangan partai.
“Ini juga untuk mengingatkan kembali para kader agar tetap berada dalam barisan yang sama, serta melaksanakan kebijakan yang mendukung pemerintah nasional,” ujarnya.
Menanggapi peluang Partai Gerindra di Pemilu 2029 mendatang, khususnya di Sulawesi Selatan, Sukri menyebut bahwa semua partai politik memiliki potensi. Namun, menurutnya tantangan utama bukan hanya pada kemampuan partai mengusung calon, tetapi apakah kader yang diusung mampu bersaing.
“Salah satu kemanfaatan dari temu kader itu adalah sejak awal memetakan potensi kader, termasuk membaca siapa yang punya peluang besar untuk maju bersama Gerindra,” katanya.
Menurut Sukri, Gerindra saat ini memiliki sejumlah tokoh nasional maupun lokal yang cukup kuat di Sulawesi Selatan. Namun, ia menekankan bahwa kemampuan bersaing tetap akan sangat tergantung pada peta politik di 2029 mendatang.
“Semua partai tentu akan bekerja keras untuk bisa menang,” jelasnya.
Ia juga menyinggung peluang kader Gerindra dalam kontestasi pemilihan gubernur mendatang, mengingat Gubernur Sulsel saat ini sudah tidak bisa maju lagi karena telah menjabat dua periode.
“Ini membuka ruang bagi semua potensi, termasuk kader Gerindra, untuk tampil,” pungkasnya. (Isak-Nabilah/C)