MAKASSAR, RAKYATSULSEL — Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Sulawesi Selatan, Ali Yafid, mengimbau masyarakat untuk tidak tergiur dengan tawaran paket umrah murah yang tidak sesuai dengan standar biaya resmi. Ia juga meminta agar biro perjalanan umrah tidak “banting harga” demi mengejar jumlah jemaah.
Hal ini disampaikannya merespons maraknya penawaran umrah dengan harga miring, yang dinilai tidak rasional mengingat kebijakan baru yang diterapkan pemerintah Arab Saudi.
"Ada beberapa travel yang menawarkan paket umrah seharga Rp17 jutaan. Padahal, dengan kondisi dan regulasi saat ini, itu sudah tidak memungkinkan. Harga minimal umrah saat ini berada di angka Rp27,5 juta ke atas," ujar Ali Yafid, Sabtu (5/7/2025).
Ia menegaskan, biaya tersebut mencakup kenaikan harga transportasi, akomodasi, serta layanan lain yang mengikuti kebijakan terbaru Arab Saudi. Karena itu, masyarakat diminta untuk lebih kritis dan waspada terhadap penawaran di bawah standar yang bisa berujung pada penipuan.
“Travel umrah harus ikut berperan dalam mengedukasi masyarakat. Jangan sampai karena tergiur harga murah, mereka justru menjadi korban penipuan,” tambahnya.
Senada dengan itu, Owner Travel Umrah Randa Azzahra Haramain, Andi Nurmaeda Mustari, mengakui bahwa saat ini biaya umrah memang mengalami penyesuaian, seiring naiknya komponen layanan di Arab Saudi.
"Kalau dari Kemenag itu minimal Rp27,5 juta, tapi realitanya sekarang sudah naik. Di kami harga termurah saat ini Rp29,5 juta dan kami sudah naikkan juga sesuai kondisi," jelas Nurmaeda.
Ia menambahkan, meskipun harga naik, pihaknya tetap memberikan fasilitas yang memadai kepada jemaah.
"Untuk paket termurah, kami siapkan hotel bintang 3, jaraknya hanya sekitar 250 meter dari Masjidil Haram. Ada juga paket menengah seharga Rp34,5 juta dengan hotel bintang 3 plus di pelataran Masjidil Haram. Sedangkan untuk kelas premium dengan hotel bintang 5, kami tawarkan di kisaran Rp36,5 juta," terangnya.
Nurmaeda berharap masyarakat lebih selektif dalam memilih biro perjalanan umrah dan tidak tergiur dengan iming-iming harga rendah tanpa kepastian layanan. (Hikma/B)