WAJO, RAKYATSULSEL – Bupati Wajo, Amran Mahmud berharap buku ke-As’adiyahan bisa menjadi salah satu referensi atau pedoman bagi umat Islam yang ada di Kabupaten Wajo, maupun di seluruh penjuru nusantara, hingga dunia.
Harapan tersebut disampaikan Amran Mahmud saat menghadiri Seminar Nasional Buku Ke-As’adiyahan yang digelar oleh Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang secara hybrid, Ahad (9/1) malam.
“Kami atas nama pemerintah dan masyarakat Kabupaten Wajo menyampaikan apresiasi dan sambutan yang sangat hangat lahirnya buku ke-As’adiyahan yang diseminarkan malam ini,” ungkap Amran.
“Tentu ini akan menjadi pegangan kita dalam memajukan peradaban apalagi di era sekarang yang sudah menuju era 5.0 agar tidak mudah terprovokasi dengan berbagai pengaruh-pengaruh buruk era digitalisasi sekarang ini,” tambahnya.
Amran yang juga Wakil Direktur Pasca Sarjana IAI As’adiyah Sengkang, menuturkan, memang sudah dibutuhkan adanya pedoman yang ditulis dalam buku ke-Adiyahan yang menjelaskan bagaimana sejarah, fiqih, aqidah dan akhlak, serta pandangan-pandangan sosial kemasyarakatan yang bisa menjadi rujukan dalam kehidupan kita.
Karena itu, lanjut Ketua ICMI Wajo ini, menegaskan jika Pemkab Wajo menyampaikan akan mendukung sepenuhnya lahirnya buku ini. Termasuk bagaimana bersama untuk mengembangkan, mengambil bagian untuk mensosialisasikan dan sekaligus mensupport, baik secara pribadi maupun melalui kelembagaan pemerintah.
Untuk diketahui, kegiatan tersebut dihadiri langsung Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta, Prof DR KH Nasaruddin Umar. Nasaruddin juga adalah salah satu alumni As’adiyah.
Selain itu, hadir Wakil Ketua Umum PP Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, KH. Muhyiddin Tahir, Ketua Tim Penulis buku Ke-As’adiyahan, Dr Kamaluddin Abunawas, Rektor IAI As’adiyah Sengkang, Dr Yunus Pasanreseng Andi Padi, sejumlah ulama, tokoh-tokoh agama serta undangan lainnya.