Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Makassar itu mengatakan aktivitasnya belakangan ini lebih banyak mengurus organisasi kemanusiaan itu. Menurut dia, saat ini, pihaknya tengah merintis sebuah Sekolah Tinggi Teknisi Transfusi Darah dan Mitigasi Bencana di Kota Makassar.
“Sekolah tinggi ini akan dikelola PMI Makassar bekerja sama pihal luar. Sudah mulai jalan. Kalau sampai Desember tuntas, barulah saya bicara politik,” ujar dia.
Juru bicara Golkar Sulsel, Zulham Arif mengakui Deng Ical saat ini masih tercatat sebagai kader Golkar meski tidak masuk dalam struktur kepengurusan. Ihwal kepindahan dari Golkar, Zulham mengaku, Golkar Sulsel tak punya kuasa untuk menghalangi.
“Itu pilihan politik beliau. Tapi, kami tetap membuka pintu di Golkar. Ini cuma persoalan komunikasi saja,” imbuh Zulham.
Dia berharap, Deng Ical tetap berada di bawah naungan Golkar Sulsel. Apalagi, kata dia, saat ini pengurus DPD berencana akan melakukan revitalisasi kepengurusan karena beberapa pengurus DPD Golkar Sulsel saat ini menjabat sebagai ketua DPD kabupaten dan kota.
Beberapa pengurus teras yang rangkap jabatan yakni Ambas Syam ketua DPD Golkar Gowa, Zulkarnain Arif di Takalar, Zulkifli Zain di Sidrap, Nirwan Arifuddin di Bulukumba, Rahmat Masri Bandaso di Palopo, dan Baso Rahmanuddin di Wajo.
Selanjutnya Ziaurrahman menjadi Sekretaris DPD Golkar Takalar dan Irianto Ahmad sebagai Sekretaris Golkar Makassar.
“Jadi kami mau penyesuaian. Taufan Pawe ingin memanggil Daeng Ical untuk mengisi kepengurusan saat ini. Kemarin Deng Ical tidak masuk di kepengurusan karena yang menyusun struktur tidak sepenuhnya dilakuan oleh Taufan,” beber Zulham.
Zulham mengakui hubungan Deng Ical dengan Taufan Pawe cukup bagus dan baik-baik saja. Itu sebabnya, bila Deng Ical masih ingin bertahan di Golkar, akan diberikan posisi strategis.
“Beliau adalah kader potensial. Kami tetap membuka diri dan akan memberikan posisi strategis. saat penyesuaian kepengurusan,” imbuh Zulham.