“Profesor itu simbolisasi dalam suatu proses perjalanan akademik. Saya punya tugas sebagai menteri. Tapi, tidak berarti tidak bisa melakukan sharing ke universitas,” imbuh SYL.
SYL menambahkan akan membagi ilmu dan pengalaman yang dimilikinya, apalagi telah memiliki karir panjang di pemerintahan sejak tahun 1982 hingga sekarang.
“Saya punya teaching knowledge yang mungkin orang lain butuhkan. Di situlah posisi kami. Kalau mau mengabdi pada bangsa ini terbuka begitu banyak kesempatan,” imbuh dia.
Rektor Unhas, Profesor Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan keilmuan SYL sebagai pakar hukum tata negara dan pemerintahan dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk belejar banyak. Menurut dia, Syahrul salah satu orang yang tepat untuk mendapatkan keilmuan dan praktik pemerintahan terbaik.
“Para mahasiswa akan mendapatkan sumber ilmu yang bervariasi dari seorang pakar yang kaya prestasi, pandai berorasi, dan menguasai best practices,” ujar Dwia.
Dwia menyebutkan kiprah SYL di pemerintahan tidak main-main. Memulai karir sebagai pegawai negeri sipil pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 1980. Dia mengatakan, SYL memiliki perjalanan dan pengalaman politik yang berbeda dibandingkan tokoh-tokoh nasional lainnya.
“Hasil pemikiran beliau adalah persilangan akademik dengan pengalaman secara birokrat. Karir beliau dimulai dari bawah, kepala desa, camat, dan bupati, hingga menjadi gubernur dan menteri. Tidak banyak tokoh Indonesia seperti ini. Ini akan menjadi khasanah ilmu yang kongkret,” ujar dia.
“Sekali lagi kita melihat beliau bisa mengawinkan ilmu dengan pengalaman di lapangan dengan masyarakat. Perpaduan antara hukum positif dengan nilai-nilai pemerintahan yang berasal dari kearifan lokal, tentu ini sangat mencerahkan,” sambung Dwia.