Selain itu, Amran Mahmud yang tak lain adalah Ketua Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Wajo meminta kepada Sekda selaku Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk turut menyisihkan anggaran dalam rangka pencegahan narkoba.
"Sambil menunggu tersedianya anggaran yang memadai mengingat adanya refocusing, mari kita lakukan dulu semua apa yang bisa kita lakukan. Karena Pak Presiden (Joko Widodo) sudah sampaikan ini sudah darurat, maka tentu sinergitas dan kolaborasi serta kerja sama dari semua pihak sangat kita butuhkan," ungkapnya.
"Misalnya, kita minta kepada para mubalig kita agar menyampaikan materi bahaya narkoba dalam ceramahnya, mengajak perbankan untuk turut membantu melalui CSR-nya (corporate social responsibility), serta organisasi lainnya dalam bentuk gerakan bersama," harapnya.
Amran Mahmud juga meminta kepada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) agar desa bisa menyisihkan anggaran untuk upaya memerangi narkoba ini, tentunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Begitupun kelurahan nantinya akan diupayakan dukungan pendanaan.
"Kami juga menyampaikan terima kasih atas materi dan sharing dari Kepala BNNK Bone. Semoga ini menjadi semangat kita untuk terus memerangi narkoba," ucapnya.
Sementara, Kepala BNNK Bone, AKBP Ismail Husain menyampaikan daya rusak narkoba sangat berbahaya karena merusak jaringan otak. Penyebarannya tidak pandang bulu. Telah menyasar kalangan anak-anak, termasuk pelajar, dewasa, wanita, dan lainnya.