Beda dengan Rabil, yang memang masih minim pengalaman dalam memacu adrenalin di arus yang deras. Meski begitu, Rabil tak ingin ciut sebelum mencoba olahraga ekstrim ini. Perlu sebongkah nyali untuk mengawalinya.
Mulailah Rabil dan Tesar menaiki perahu karet yang disiapkan panitia untuk segera memulai mengarung menyisir aliran deras sungai Rongkong.
Para rekannya di Dinas Kominfo tak hentinya memberikan pemantik semangat di tepi sungai agar keduanya tampil berani. Saat aba-aba diperdengarkan, keduanya dan rekan lainnya siap mengarung.
Mulailah mereka mengarung. Awal-awalnya mereka masih disambut arus sungai yang tenang, dan di bawah pijar matahari yang menyengat.
Barulah puluhan meter kemudian, arus sungai mulai bergelombang. Perahu pun mulai “menari-nari”, tetapi mereka masih mampu mengendalikan perahu untuk tetap stabil di jalur yang tepat.
Mereka pun mampu melintasi jeram dengan mulus sampai finish. Ditemui usai mengarung di sungai Rongkong, Tesar mengaku bahagia dan terlihat lebih santai usai sukses menaklukkan arus deras sungai Rongkong.
“Seruuuu!” ucapnya singkat. Ia mengaku, arung jeram di sungai beraliran deras adalah pengalaman ketiganya. “Ini pengalaman ketiga,” sebutnya.
Bagaimana dengan Rabil? Ia mengaku mengarung di arus sungai yang deras adalah pengalaman pertamanya. “Ini pengalaman pertama,” katanya singkat.