Adnan menyebutkan ada beberapa mata kuliah yang dianggap berkorelasi dengan hapalan Al Qur'an di UIN Alauddin Makassar, yaitu Sosiologi Agama, Perbandingan Mashab, Ilmu Qur'an, dan Tafsir Hadist
“kita sebut Mahasantri karena mereka akan belajar di rumah tafidz selama 3 Tahun, setelah tiga tahun tuntas hafalannya mereka akan melanjutkan di UIN 2 semester, 1 semester mereka akan mengambil mata kuliah yang berkolerasi dengan hapalan dan kemudian mereka akan lulus sebagai Mahasiswa UIN Alauddin Makassar, mendapatkan gelar dan mendapatkan ijazah” jelasnya.
Selain program Satu Hafidz Satu Desa, Satu Hafidz Satu Kelurahan, Pemkab Gowa juga akan melaunching Program Satu Sarjana Satu Desa dan Satu Sarjana Satu Kelurahan. Program ini juga di kerjasamakan dengan Pemerintah Desa dan Kelurahan.
“Setiap anak-anak berprestasi yang ada di desa dan kelurahan akan kita kuliahkan di Universitas terbaik yang ada di Makassar. Sedangkan anak berprestasi yang kuliah di universitas terbaik luar Sulawesi Selatan akan dibiayai oleh Pemerintah Daerah,” tambahnya.
Wakil Direktur Pasca Sarjana UIN Alauddin Makassar Andi Aderus, saat membawakan ceramah mengatakan bahwa tahun Hijriah ini mulai dihitung mulai dari peristiwa Hijrahnya Nabi Muhmmad SAW dari Kota Mekah ke Kota Medinah.
“Dari sejak itulah bulan-bulan qamariyah berubah menjadi bulan-bulan hijriah dan tahun hijriah. Jadi kita mulai menghitung sejarah umat manusia dari 1 Hijriah sampai hari ini 1444 Hijriah dari proses Hijrahnya Nabi Muhammad Saw,” ungkapnya.
Dzikir dan Doa bersama itu turut dihadiri oleh Forkopimda Kabupaten Gowa, Wakil Bupati Gowa, H. Abd Rauf Malaganni, Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina, Ketua TP PKK Kabupaten Gowa, Priska Paramita Adnan, Pimpinan SKPD, Camat, Desa, Lurah dan masyarakat Kabupaten Gowa. (*)