MAKASSAR, RAKSUL- Balai Bahasa Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) kembali menggelar pelatihan bagi guru bahasa daerah. Pelatihan yang bertujuan mencetak Guru Master dalam pelestarian bahasa daerah yang berlangsung dari 31 Juli hingga 3 Agustus 2022 ini digelar di Hotel Four Points by Sheraton Makassar.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel, Setiawan Aswad mengapresiasi kegiatan pelatihan itu sebagai tindak lanjut implementasi kurikulum merdeka episode ke-17 dalam revitalisasi bahasa daerah.
Ia menekankan, empat hal yang menjadi esensi dalam pengembangan bahasa daerah, yaitu bahasa daerah harus dinamis, adaptif, regeneratif, dan merdeka berkreasi.
"Kami sangat mengapresiasi kegiatan pelatihan ini karena guru-guru bahasa daerah kita dibekali menjadi guru yang dapat berkreasi sedemikian rupa agar bahasa daerah tidak statis namun dinamis, adaptif di lingkungan publik, serta dapat mentransmisikan ilmunya untuk regerenasi dengan merdeka berkreasi," ujar Setiawan.
Ia berharap, para guru master ini nantinya dapat pula menghasilkan kurikulum bahasa daerah yang dapat digunakan seragam di Sulsel dan Sulbar. "Tentu kami berharap pula kerja sama Unhas dan UNM," harap dia.
Kegiatan ini menghadirkan 251 orang guru bahasa daerah yang tersebar di kabupaten/kota di Sulsel dan Sulbar.
Bentuk kegiatan pelatihan guru master untuk festival tunas bahasa ibu dengan komposisi pemberian materi 30 persen, dan praktik 70 persen ini membagi empat kelas berdasarkan bahasa mayor yang ada di Sulsel dan Sulbar, yakni kelas Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar.
Cakupan pemberian materi sesuai hasil rapat koordinasi bersama Ketua KKG dan MGMP se-Sulsel dan Sulbar beberapa waktu lalu, yaitu pemberian teori dan praktik membaca dan menulis aksara Lontara', pidato, komedi tunggal, tembang tradisi, puisi, dongeng, dan penulisan cerpen.
Secara teknis, Ketua Panitia Amriani mengemukakan, kegiatan pelatihan guru master ini bertujuan untuk melatih para guru bahasa daerah agar terampil dalam mentransmisikan ilmu yang didapatkan kepada teman sejawat dan anak didiknya di daerah masing-masing.
"Kami berharap hasil kegiatan guru master atau ToT ini dalam melahirkan guru terampil dan mentransmisikan ilmu yang didapatkan kepada teman sejawat di daerah masing-masing. Selanjutnya guru tersebut diharapkan mampu kemudian melatih teman sejawat dan siswanya di satuan pendidikan di daerahnya," jelasnya.
Kegiatan yang melibatkan para Duta Bahasa ini diawali dengan persembahan Tari Etnis dari Alumni Duta Bahasa. Pembukaan ditandai dengan pemukulan gong oleh Kepala Dinas Pendidkan Sulsel, Muhyiddin Mustakim didampingi
Kepala Balai Bahasa Sulsel, Yani Paryono dan Koordinator Kegiatan, Dewi Pridayanti.
Kegiatan ini juga melibatkan 12 orang narasumber dari kalangan akademisi dan budayawan. (*)