Oleh: Nur Aisyah
Mahasiswi Ekonomi Syariah IAIN Parepare
Mengenal makna ritual mappacci, prosesi adat bugis dalam acara pernikahan Andi Cici (sumber dokumen pribadi).
Ritual mappacci adat Bugis merupakan bentuk tradisi yang dilakukan oleh masyarakat pada daerah tertentu, yang dilakukan secara turun temurun dari nenek moyang yang hingga kini masih berlaku, contohnya Bugis.
Seperti halnya tradisi Bugis Makassar yang masih menggunakan adat mappacci ini. Mappacci berasal dari kata paccing (bersih atau biasa disebut hari pacar) yang merupakan upacara perkawinan adat yang diturunkan secara turun temurun yang bertujuan untuk membersihkan kedua mempelai dari segala hal yang tidak baik yang dapat menjadi penghambat dalam melaksanakan adat perkawinan.
Ritual mappacci adat bugis tidak hanya untuk calon mempelai wanita saja, melainkan mempelai pria juga melakukannya. Dimana pada saat berlangsungnya acara mappacci, mempelai didampingi oleh kedua orang tuanya sendiri.
Didalam menyelenggarakan adat mappacci kedua calon mempelai harus menyiapkan perlengkapan sebelum acara dilaksanakan. Adapun perlengkapan yang disediakan kedua mempelai yaitu lilin menyala, beras, bantal yang diletakkan di depan calon pengantin, sarung yang berlapiskan tujuh lembar, daun pisang, daun nangka dan daun pacci.
Dimana perlengkapan tersebut ternyata memiliki maknanya masing masing yaitu:
- Lilin menyala yang menjadi simbol menerangi kehidupan yang akan di tempuhnya.
- Beras yang menjadi lambang akan datangnya rezeki yang berlimpah kepada kedua mempelai.
- Bantal yang diletakkan di depan calon pengantin memiliki simbol martabat atau kehormatan.
- Sarung yang berlapiskan tujuh lembar yang bersimbol memudahkan (matujju) rezeki bagi kedua mempelai dalam turun temurun untuk kehidupan selanjutnya.
- Daun pisang disimbolkan sebagai kehidupan yang sambung menyambung seperti daun pisang di alam senantiasa tumbuh saling berganti.
- Daun nangka (panasa) dimana dalam bugis kata manasa atau mamminasa diartikan harapan bagi calon pengantin.
- Daun pacci melambangkan terciptanya kerukunan dalam menjalani kehidupan rumah tangganya.
Khatam Al Qur'an, sebelum menyelenggarakan adat mappaci, apabila mempelai belum khatam Al Qur'an maka diselenggarakan sebelum acara mappacci dimulai.
Proses berlangsungnya acara mappacci yaitu dalam pelaksanaan mappacci melibatkan seluruh keluarga besar dari kedua calon mempelai. Lazimnya, melibatkan sembilan pasang keluarga yang berasal dari keluarga ayah dan ibu termasuk ayah dan ibu mempelai.
Melibatkan keluarga besar bertujuan untuk membekali calon mempelai dengan restu dan teladan agar mampu menjalin peran suami istri yang mendatangkan keberkahan dan kesetiaan.
Ritual mappacci menjadi simbol bahwa calon pengantin sudah siap secara lahir dan batin dengan niat yang tulus suci menjalani kehidupan pernikahan.
Ritual mappacci yaitu calon pengantin akan duduk diatas lamming atau tempat pengantin. Lalu satu persatu pasangan atau orang yang ditunjuk akan mengusapkan daun pacci atau daun pacar pada telapak tangan mempelai seraya melantunkan doa dan harapan untuk calon mempelai. Adapun yang terpilih dalam melakukan ritual mappacci merupakan para keluarga dekat (sesepuh) atau orang yang memiliki rumah tangga yang bahagia agar diharapkan calon mempelai bisa meneladani serta memiliki kehidupan rumah tangga yang bahagia di kemudian hari.
Setelah itu, disambung dengan mabarasanji yang biasa di sebut berzikir dan membaca sholawat Nabi SAW dan di tutup dengan ucapan Alhamdulillah. (*)