MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Sebanyak tujuh dosen Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia berhasil meraih Sertifikasi Dosen (Serdos) sesi 1 dari Kemdikbudristek, Jumat (12/8/2022). Ketujuh dosen tersebut ialah Dr.Asri, S.Pd., M.Pd, Dara Ayu Nianty, S.E, M.Ak, Fitriani Latief, S.P., M.M.,
Selanjutnya ada Dr.Fitriany, S.E., M.M., Nurani, S.Kom, M.T., Nurhaeda Z, S.E., M.M. dan Shandra Bahasoan, S.E., M.M.
Asri, salah dosen peraih Serdos mengaku bersyukur bisa mendapatkan raihan ini. Sebab, Serdos menjadi salah satu kebutuhan dosen yang profesional.
"Kalau kita tidak mengurus itu dosen akan stagnan di jabatan Lektor. Makanya untuk meningkatkan kualitas dosen itu harus mengurus serdos sesuai ketentuan. Kalau tidak. Maka tidak bisa naik pangkat, maka dari itu dosen dituntut profesional dengan ketentuan," ujar dosen PPs Nobel Indonesia itu.
Dengan Serdos ini, kata dia menjadi pijakan awal untuk meningkatkan kapabilitas dan profesionalismenya untuk mengabdi pada masyarakat.
Senada, Fitriani Latief menambahkan, selaku tenaga pendidik di Nobel,wajib memenuhi kegiatan tridharma di perguruan tinggi. Mulai dari pengajaran, penelitian dan pengabdian. Tak itu saja, Kepala LP2M itu melanjutkan syarat serdos tahun ini juga berbeda ketimbang sebelumnya.
"Tahun ini dosen dituntut harus mampu mengikuti perkembangan teknologi dan menghasilkan karya-karya yang fenomenal, yang bermanfaat bagi masyarakat diluar sana. Istilah dari kemenndikbud serdos tahun ini dinamakan Serdos SMART," katanya.
Sementara, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia, Dr.Ir.H.Badaruddin, S.T., M.M. mengatakan pihaknya bangga karena dosen-dosen Nobel di tahun ini, memenuhi syarat yang telah ditentukan untuk menempuh Serdos.
Ia juga menargetkan beberapa tahun sertifikasi dosen bisa mencapai 50 persen.
"Kita berharap bahwa semakin banyak dosen Nobel yang akan tersertifikasi. Oleh karena itu kita memfasilitasi dan mendorong dosen-dosen kita untuk memperbaiki datanya di sister dan memenuhi beban kerjanya setiap semester," tukasnya.