Perpusnas Writingthon Festival, Tingkatkan Budaya Literasi di Enrekang

  • Bagikan
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSTAKA) Kabupaten Enrekang, Dadang Sunarna dalam pembukaan workshop menulis bertajuk Perpusnas Writingthon Festival, di Villa Bambapuang, Sabtu (27/8).

ENREKANG, RAKYATSULSEL - "Membacalah jika ingin mengenal dunia, menulislah jika ingin dikenal dunia."

Kutipan inspiratif tersebut disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DISPUSTAKA) Kabupaten Enrekang, Dadang Sunarna dalam pembukaan workshop menulis bertajuk Perpusnas Writingthon Festival, di Villa Bambapuang, Sabtu (27/8)

Kegiatan marathon menulis ini diinisiasi Perpustakaan Nasional (Perpusnas) juga dilaksanakan di tujuh kabupaten/kota di Indonesia yaitu Jakarta, Bangka, Kendari, Enrekang, Ternate, Manokwari dan Mataram.

Dadang menjelaskan, kegiatan ini menjadi dorongan peningkatan minat baca dan menulis di kabupaten Enrekang.

Kedepan, kata dia, peserta yang hari ini akan menjadi penulis dapat mengajak dan memotivasi penulis dan masyarakat sampai ke tingkat desa.

"Jadi keluaran dari pelatihan ini nantinya mampu memotivasi dan mampu menggali dan menuliskan kearifan lokal di daerah kita," kata Dadang.

Saat ini, lanjut dia, kami sedang menyempurnakan delapan kegiatan pengembangan minat baca berbasis inklusi sosial yang memanfaatkan seluruh sumber daya, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam.

"Gerakan 15 menit membaca, gempur pustaka, kampung literasi, gerai baca digital, bakti pustakawan, pekan literasi, satu guru satu buku dan bina pustaka. Hal ini diharapkan bisa membangun budaya literasi masyarakat," kata Dadang.

Anggota DPRD Kabupaten Enrekang, Rahmat Jamaluddin, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan Perpustakaan Nasional di tujuh kabupaten di Indonesia ini.

"Kami mengapresiasi dan berterima kasih Perpusnas karena telah memilih kabupaten Enrekang menjadi salah satu tempat pelatihan ini," kata Rahmat.

Lebih lanjut, Rahmat meminta untuk melibatkan peserta untuk mewakili desa, agar kedepan mereka mampu memaksimalkan dan mengespos kekayaan di desa.

"Masukan juga untuk kegiatan selanjutnya, kegiatan seperti ini bisa menyentuh sampai ke masyarakat desa, agar mampu mengendorse potensi bahkan masalah yang terjadi di desa," tutup Rahmat. (Fad)

  • Bagikan

Exit mobile version