Terungkap Formasi Bintang saat Pengibaran Pusaka di Istana Negara

  • Bagikan
Bintang, siswi SMAN 7 Kabupaten Luwu Utara Pasukan Pengibar HUT ke-77

MASAMBA, RAKYATSULSEL - Bintang, siswi SMAN 7 Kabupaten Luwu Utara adalah satu dari dua perwakilan Provinsi Sulawesi Selatan yang berhasil masuk ke dalam pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) tingkat Nasional yang bertugas pada upacara HUT Ke-77 Kemerdekaan RI di Istana Negara 17 Agustus 2022 yang lalu.

Pun, Bintang adalah satu dari 68 anggota Paskibraka Nasional yang terpilih melalui seleksi ketat di tingkat provinsi masing-masing yang kemudian berhasil mengibarkan bendera merah-putih pada upacara detik-detik kemerdekaan RI, langsung di hadapan Presiden Republik Indonesia, pejabat tinggi negara serta para duta besar negara-negara lainnya.

Hal ini menegaskan bahwa Bintang punya prospek yang amat cerah di masa-masa mendatang sebagai calon bintang yang akan membawa nama baik Luwu Utara dalam berbagai event, apa pun itu, asalkan betul-betul diarahkan dan dibina dengan baik.

Saat ditemui usai disambut secara resmi oleh Bupati atas kepulangannya kembali ke Kabupaten Luwu Utara, Bintang mengungkapkan formasi dia saat pengibaran bendera merah-putih. Diketahui, formasi khusus Paskibraka ada tiga, yaitu formasi pasukan 17, formasi pasukan 8, dan formasi pasukan 45, yang menggambarkan secara utuh hari kemerdekaan RI.

Menariknya, Bintang masuk ke dalam formasi pasukan 17. Formasi ini posisinya paling depan, berperan sebagai pemandu dan pengiring pasukan yang dipimpin oleh seorang Komandan Kelompok (DanPok). Pasukan 17 seluruhnya adalah anggota Paskibraka.

“Saat di sana, saya jadi pasukan 17, pengibar pagi,” beber Bintang via wawancara khusus. Bersama anggota Paskibraka lainnya, ia pun sukses mengemban tugas bersejarah tersebut, yaitu sukse menjadi bagian dari pasukan pengibar bendera pusaka di Istana Negara.

Bintang mengaku bangga dan terharu bisa tampil sempurna membawa nama Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan di Istana Negara sebagai anggota Paskibraka Nasional. “Rasanya bangga, campur haru, bisa menginjakkan kaki di Istana Negara,” kata siswi kelahiran Awo Awo Desa Tarobok, Baebunta, 21 Juni 2006 silam.

Dikatakannya bahwa tak ada kata dan kalimat lain yang bisa ia ucapkan selain ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt sebagai pemberi nikmat dan kekuatan yang paling sempurna, sehingga ia mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai anggota Paskibraka.

“Intinya, tiada kata lain selain rasa syukur,” ucapnya singkat.

  • Bagikan

Exit mobile version