"Saya pikir di Sulsel kita punya banyak tokoh yang kompatibel dan layak menjadi kepala daerah ataupun legislatif, dan kita berharap para parpol dalam melakukan perekrutan tidak hanya mempertimbangkan tujuan politik jangka pendek, tetapi juga mempertimbangkan tujuan politik jangka panjang," terangnya.
Ditambahkan, hal agar dalam rangka memperdalam kualitas demokrasi kita serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sehingga kapasitas politik, rekam jejak figur, wawasan pemerintahan dan tentunya integirtas diri mutlak menjadi pertimbangan parpol dalam merekrut.
"Karena jika figur-figur ini terpilih mereka akan mengurusi kepentingan publik yang menyangkut hajat hidup rakyat, bukan hanya kepentingan parpol tertentu," pungkasnya.
Direktur Eksekutif PT Indeks Politica Indonesia (IPI) Suwadi Idris Amir mengatakan adanya tokoh-tokoh yang bergabung partai pastinya akan berpengaruh.
"Pasti mampu mendobrak perolehan suara karena mereka memiliki basis karena saat Pilkada dia juga sudah memiliki tim sukses bekerja," katanya.
Dirinya juga menyebutkan para tokoh tersebut memiliki target besar apalagi statusnya saat ini menjadi wakil kepala daerah.
"Kalau dia wakil bupati saat ini pasti ada target panjangnya menjadi bupati. Dan pastinya dia akan mati-matian untuk berkontribusi untuk partai dan bisa menggunakan partai itu sebagai kendaraan," ujarnya.
Suwadi Idris menyebutkan, merekrut kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagai kader itu jurus jitu setiap Parpol seperti yang dilakukan oleh Golkar beberapa tahun lalu.
"Golkar berjaya karena menggunakan strategi itu (rangkul kepala daerah) tapi sekarang sudah digunakan partai eks pecahan Golkar seperti NasDem dan Gerindra," jelasnya. (Yadi-Fahrul)
