"Ada sekitar 20 lebih LO telah berkoordinasi soal calon DPD. Mereka juga sarankan bahwa pembekalan pemasukan berkas upload di sistem informasi pencalonan atau silon juga. Maka kami sampaikan setelah penyerahan dukungan baru dikasi masuk dukungan di web Silon," pungkasnya.
Pengamat Demokrasi Nurmal Idrus mengatakan, persaingan DPD RI 2024 lebih sengit ketimbang DPR RI.
"Bertarung di DPD justru lebih berat daripada caleg DPR RI," katanya.
Menurut mantan Ketua KPU Kota Makassar itu, selain karena jumlah kursi yang diperebutkan hanya empat orang, juga wilayah kampanye yang meliputi seluruh Sulsel.
Pengalaman selama ini, caleg DPD yang lolos adalah mereka yang punya basis massa kuat di dua atau tiga daerah.
"Saya lihat, peluang incumbent masih besar dan bagi penantang diperlukan usaha yang sangat keras untuk menumbangkan mereka," pungkasnya.
Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam mengatakan, kader parpol yang membidik kursi DPD RI merupakan peristiwa biasa dalam kontestasi Pileg.
"Tentu ada pertimbangan dan kalkulasi politik tersendiri dari mereka sehingga ingin maju sebagai calon anggota DPD RI," katanya.
Pada umumnya, kata dia, didasari oleh motivasi ingin menang. "Maka secara hitung-hitungan peluangnya dinilai lebih besar untuk meraup dukungan yang lebih signifikan," ucapnya.