"Intinya kami membuka kembali network, kita pastikan jaringan-jaringan pariwisata kembali berfungsi sehingga tingkat kunjungan wisatawan ke Sulsel tahun depan harus mencapai 7 juta. Bisa wisatawan domestik dan 25 ribu untuk wisatawan mancanegara," tukasnya.
Terpisah, Ketua BPPD Provinsi Sulsel Andry Arief Bulu mengatakan tahun 2023 mendatang menjadi pencanangan untuk kick-off pariwisata. Sebab, tahun sebelumnya disibukkan dengan pandemi.
"Dengan membaiknya situasi, kami menargetkan tahun 2023, kick off sektor pariwisata Sulawesi Selatan. Langkah-langkah kami untuk mengantisipasi atau menjalankan program kick off itu, yang pertama kami galakkan direct promosion," jelasnya.
Lanjut, Andry menyebut pada promosi langsung yang akan dilaksanakan di Pulau Jawa dan Bali akan melibatkan seluruh stakeholder pariwisata seperti Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel, Assosiation of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel, dan Indonesian Hotel General Manager (IHGMA).
Andry Ariet menjelaskan target yang ingin dicapai meningkatkan pendapatan kesejahteraan para pelaku ekonomi kreatif di Sulawesi Selatan.
"kita bicara pariwisata, pasti bicara ekonomi. Jadi, jangan hanya pariwisata saja, kita mendatangkan wisatawan Nusantara dan mancanegara tapi tidak menghasilkan apa-apa. Bagi kami, mereka datang bawa devisa sehingga ekonomi kreatif dan destinasi wisatanya bisa berkembang luas," ujarnya.
Adapun bagian dalam pengembangan destinasi wisata yakni objek wisata, penginapan, kuliner, dan kriya.
"Ini semua akan kita kembangkan dengan mencoba meningkatkan kualitasnya sehingga mendapatkan venue atau peningkatan pendapatan dari ekonomi kreatif sehingga mereka bisa berkembang lebih baik," pungkasnya. (Sasa/Raksul/B)