MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI telah menetapkan 17 parpol peserta pemilu 2024. Diantaranya 9 parpol parlemen (Golkar, PDIP, Demokrat, Gerindra, PAN, PKS, PPP, Nasdem, PKB), 4 parpol non-parlemen Partai Hanura, Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo.
Dan 4 parpol baru yakni Partai Buruh, Gelora, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dan Garuda.
Pengamatan Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Andi Ali Armunanto mengatakan jika partai parlemen pastinya sudah memiliki kekuatan awal karena sudah memiliki kader di Parlemen dengan berbagai kegiatan.
"Parpol parlemen tidak perlu melakukan sosialisasi secara terbuka karena sudah dipastikan memiliki struktur di semua tingkatan apalagi mereka memiliki anggota DPRD. Anggota DPRD merupakan kekuatan partai parlemen," kata Andi Ali Armunanto.
Namun pastinya kader Parpol yang memiliki kader di parlemen memiliki penilaian dari masyarakat bagaimana kerja-kerja mereka. "Bisa saja masyarakat memberikan penilaian jika partai ini tidak bagus di parlemen, partai ini tidak memberikan kontribusi ke masyarakat. Ini menjadi titik lemah," ujarnya.
Sementara Parpol pendatang non parlemen walau pernah menjadi peserta Pemilu 2019 lalu harus membuat citra lebih baik lagi ke masyarakat, jika dia eksis kembali.
"Partai yang baru harus memiliki kerja keras, karna dia fokus beberapa tahun dan harus dia siapkan kembali sehingga ketahunngunan organisasinya tidak sehebat dengan partai di palrmen," ucapnya.
Namun untungnya kata dia, partai pendatang baru belum memiliki rekam jejak dan bisa dianggap partai tersebut bisa menjadi pembawa perubahan.
"Jadi ini keuntungan bagi Parpol pendatang baru, namun harus memberikan keyakinan ke masyarakat yang lebih bagus," tuturnya.
"Partai lama pastinya dilihat ke belakang, kalau partai baru apa yang mau dilihat di belakang, tapi bagaimana cara sosialisasinya agar antusiasme pemilih bisa memilih mereka (Pemilu 2024)," jelasnya. (Fah/B)