"Jadi Makassar itu adalah salah satu kota di Indonesia secara smart city masuk rangking 80 di Dunia. 2019 masuk di indeks yang berpusat di Amerika, dan Singapura memberikan rangking kota-kota di seluruh dunia. Dari 10.000 kota di selur Dunia, hanya 102 yang diakui menjadi kota smart city atau kota yang sudah digitalisasi dan kita (Makassar) masuk yang ke-80 di Dunia," lanjutnya.
Sementara Kota Metaverse yang disingkat Makaverse adalah turunan dari program Sombere Smart City. Danny Pomanto menjelaskan, Makaverse menjadi loncatan menuju kota masa depan dengan beradaptasi akan perkembangan teknologi yang semakin cepat.
Percepatan pelayanan publik yang dipadukan dengan teknologi menjadi tujuan yang ingin dicapai lewat Makassar Metaverse. Nantinya, masyarakat akan diberikan akses lebih mudah lewat platform teknologi virtual reality (VR) atau realitas maya.
"Jadi itu adalah sebuah dunia baru yang memvisualisasikan hal, baik itu menduplikasi keadaan yang sebenarnya. Misalnya Makaverse saya duplikasi Makassar yang nyata, misalkan kita ada di sini, kita bisa melihat sesuatu yang sama dan persis dengan keadaan Makassar yang nyata," jelasnya.
Keistimewaan Makaverse sendiri menurut politikus Nasdem itu adalah ketika seseorang sudah masuk ke dalam dunia metaverse maka memungkinkan pengguna seolah berada di dunia nyata, meskipun interaksinya diprogram lewat simulasi komputer.
"Apa gunanya ini, kita bisa buat simulasi sebelum membuat kesalahan, misalnya saya mau memprediksi 10 tahun yang akan datang. Termasuk menstimulasi masa lalu, misalkan dalam perjalanan tentang (kerajaan) Majapahit. Anak-anak itu bisa bicara dengan Gajahmada misalnya. Jadi bisa mengunjungi masa lalu juga masa depan, itulah metaverse yang kalau diliat dengan baik bisa berguna bagi kita, jadi bukan hanya dunia virtual," terangnya.
Namun dalam perjalanannya, program tersebut tentunya masih banyak kendala. Mulai dari belum dipahaminya masyarakat hingga penjajakan orang yang paham akan metaverse sendiri.
Dari survei yang dilakukan Danny Pomanto disampaikan ada 33 persen masyarakat Makassar yang belum tau metaverse, 18 persen ingi mengetahui, dan baru 8 persen yang mengetahui. Sisanya tak tau apa-apa tentang metaverse.