MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pengamat menilai PDIP dilema menentukan calon presiden (capres). Pasalnya, hingga kini belum ada jagoan di pilpres 2024 mendatang. Padahal, partai benteng moncong ini memiliki kader potensial, Ganjar Pranowo dan Puan Maharanim
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Andi Ali Armunanto menilai PDIP memang lagi dilema untuk mengumumkan capresnya. Pertama, karena selama ini yang diharapkan, yaitu Puan belum mampu menembus elektoral yang mumpuni untuk dicalonkan.
Justru, sebut Ali--sapaan akrabnya kader PDIP yang muncul, dengan menunjukkan elektoral signifikan. Ganjar Pranowo selalu menempati survei di peringkat tiga besar dan kadang muncul sebagai paling teratas.
Hal inilah yang membuat Megawati untuk berhati-hati menentukan calonnya. Misalnya bukan Puan yang dicalonkan maka harus ada bargaining politik dari kelompok pendukung Ganjar.
"Jadi saya rasa PDIP sekarang lagi sedang menimbang perannya sehingga tidak kehilangan great politiknya dalam pemerintahan. disisi lain juga pencalonan kandidat tetap bisa menjaga eksistensinya sebagai partai yang besar," ujar Ali, Rabu (4/1).
Sementara, Pengamat Politik Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan, sebagai ruling party, sepertinya PDIP ingin memimpin kontestasi wacana dan praktik seputar Pilpres 2024. PDIP tidak mau didikte dan tidak hirau dengan sikap partai lain.
"Termasuk dalam menentukan koalisi dan calon Presiden yang diusung," kata Luhur.
Luhur juga mengatakan, sikap dan keputusan politik dalam mengusung calon akan direspon oleh pihak lawan. Penentuan formasi paslon akan direspon secara berlawanan oleh kompetitor.
"Sehingga sekali PDIP memutuskan Capres-Cawapres yang diusung, apakah itu Ganjar atau Puan, maka pihak kompetitor seperti Anies Baswedan akan merespons dengan memilih pasangan yang lebih kompetitif," jelasnya. (Fahrul/Raksul/B).