"Kalau TMS tidak kelihatan, harus dibuka satu-satu. Soal kategori TMS ini, kami harus merinci di dalam Silon. Jadi direkap nanti kelihatan, misalnya TMS karena alasan apa. Nanti diperbaiki sesuai alasannya," imbuh Fatmawati.
Komisioner KPU Sulsel lainnya, Asram Jaya mengatakan, setelah para bakal calon melakukan perbaikan, tahapan selanjutnya adalah melakukan kembali verifikasi administrasi kesatu yang memenuhi syarat. Setelah verifikasi administrasi kesatu pascapengajuan perbaikan akan langsung masuk ke tahapan verifikasi faktual.
Di sisi lain, disebutkan Asram, semasa verifikasi syarat pencalonan ditemukan bakal calon dengan sengaja melakukan pemalsuan NIK KTP dukungan, akan diserahkan ke ranah hukum.
Sementara itu, tiga petahana yang kembali ikut bertarung yakni Tamsil Linrung, Lili Amelia Salurapa, dan Andi Muhammad Ihsan juga masuk dalam status BMS. Direktur Riset dan Data Lembaga Insert Institute, Reskiyanti menilai banyak faktor mempengaruhi dukungan publik ke calon DPD RI. "Kurangnya dukungan publik terhadap calon DPD bisa dimaknai dua persepsi," ujar dia.
Menurut dia, faktor pertama yakni keengganan tim calon DPD dalam mengumpulkan dukungan KTP karena hanya kebutuhan syarat administrasi saja alias sekadar menggugurkan kewajiban, bukan sebagai syarat lolos maju menjadi anggota DPD. Faktor kedua, kata Reskiyanti, masyarakat mulai beralih atau mengalihkan dukungan kepada calon-calon yang lain yang dianggap representatif atau memiliki hubungan emosional dan sosiologis,
"Kalau dibilang tidak serius, saya tidak setuju karena dalam politik pastinya calon petahana serius menggarap basis," imbuh dia.
Reskiyanti menilai, yang harus dilakukan bakala calon DPD yakni memastikan dukungan KTP berbanding lurus dengan dukungan faktual hingga hari pemungutan suara. Kedua, sosialisasi secara tatap muka dan mendengarkan secara langsung masalah yang dialami oleh publik. Ketiga, aktif sosialisasi atau kampanye untuk mendapatkan dukungan dan simpati masyarakat di media massa dan media sosial. Keempat, punya tagline khusus yang unik atau orisinil yg bisa dikenal oleh publik.
"Kelima, khususnya di pemilih gen Z, aktif di kanal sosmed dengan pendekatan psikologis gen Z. Misalnya segmentasi gen Z itu harus kampanye yang kekinian," imbuh dia.