Kata dia, persiapan antisipasi akan hal itu telah dilakukan oleh pihaknya dengan koordinasi dengan stake holder terkait.
"Itu kan kondisi yang berulang setiap tahun, itu sudah bisa kita antispasi, dengan cermat dan semua stake holder terlibat," ujar Bakhtiar.
Ia melanjutkan, langkah antisipasi itu telah dilakukan bersama dengan TPID masing-masing wilayah kabupaten maupun kota dengan terselenggaranya pasar murah di titik yang ditentukan.
"Terkait antisipasinya, sekarang kan sudah mulai dirancang, jadi membuat titik-titik pasar murah, kemudian kabupaten dan kota sudah membuat itu, tinggal nanti kita bersinergi, artinya insya Allah dengan komunikasi, kegiatan dilakukan secara terkoordinasi itu akan teratasi," terangnya.
Dia melanjutkan, persiapan antisipasi kenaikan harga itu dilakukan cukup telaten dengan rapat yang dilakukan secara mingguan. Ia membeberkan, pasti akan ada kenaikan dengan meningkatkan jumlah permintaan apa lagi mendekati hari besar keagamaan.
"Untuk harga beras sendiri di pasaran untuk level medium itu berkisar kurang lebih hanya Rp 8 ribu sampai Rp 10 ribu. Kemudian memang ada kenaikan sekitar Rp 1400 tetapi Bulog telah lakukan operasi pasar, dimana maksimal itu sesuai HET," ucapnya.
"Sulsel sendiri sebagai wilayah dengan harga beras terendah di seluruh Indonesia, karena sebagai wilayah surplus beras. Masyarakat tidak perlu terlalu khawatir," pungkasnya. (Abu Hamzah/B)