Kehadiran proving ground, kata Gobel, akan memperkuat posisi kerja sama Indonesia-Jepang di bidang industri otomotif, dan memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi basis ekspor berbagai prinsipal otomotif global. Data menunjukkan, katanya, kerja sama Indonesia-Jepang di bidang otomotif telah menempatkan Indonesia sebagai salah satu produsen terbesar otomotif di kawasan ASEAN. Tahun 2022 lalu, katanya, total produksi industri otomotif di Indonesia sudah mencapai 1,47 juta unit, yang sekitar 90% lebih berasal dari perusahaan otomotif patungan Indonesia-Jepang.
Pada periode yang sama, kata Gobel, total ekspor sudah mencapai sekitar 473 ribu unit, yang boleh dikatakan bahwa ekspor ini sepenuhnya berasal dari perusahaan patungan Indonesia-Jepang. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, katanya, pasar otomotif Indonesia juga terus meningkat. Menurutnya, pemerintah Indonesia juga telah menempatkan industri otomotif sebagai salah satu unggulan. “Dalam 10 tahun mendatang ditargetkan bisa masuk ke posisi 10 besar industri otomotif dunia. Saat ini masih berada di posisi 14 besar dunia. DPR mendukung penuh target pemerintah tersebut,” katanya.
Dalam kaitan itu, kata Gobel, prinsipal otomotif Jepang harus memanfaatkan peluang tersebut dengan menempatkan pusat R&D dan mengimplementasikan teknologi inovatif di Indonesia. Diperkirakan angka produksi dan ekspor akan terus meningkat, selaras dengan tren meningkatnya permintaan kendaraan listrik dan hybrid pada saat ini.
“Saya mengapresiasi terobosan pemerintah Indonesia dengan menghadirkan proving ground ini melalui skema pembiayaan KPBU, atau lebih dikenal sebagai skema Public-Private Partnerships (PPP). Skema ini memberi peluang lebih besar untuk mempercepat pembangunan infrastruktur karena tidak tergantung pada pembiayaan anggaran pemerintah pusat maupun daerah,” katanya.