"Sejak awal keputusan Rapimnas Partai Gerindra pada 22 Agustus Tahun 2022 lalu, itu sudah memutuskan Prabowo Subianto menjadi calon presiden 2024, bukan calon wakil presiden, keputusan itu final," tegas AIA merespons wacana memasangkan Prabowo Subianto sebagai cawapres Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.
Selain itu, kata dia, Gerindra sudah membangun koalisi Kebangkitan Indonesia Raya atau KIR dengan PKB. Bahkan koalisi KIR sudah maju dibandingkan koalisi yang lain karena sudah memiliki sekretariat bersama.
"Komunikasi antara elite politik berjalan baik serta Prabowo dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar sudah bertemu kader Gerindra dan PKB. Begitu juga kami di Sulsel," tuturnya.
Dengan demikian, ia meyakini bahwa basis suara Prabowo di Sulsel akan tetap solid. Bahkan pihaknya akan mengulang kemenangan di Sulsel seperti 2019 lalu.
"Jika pak Prabowo Capres. Kami mengulang kemenangan di Sulsel. Ini menjadi basis pak Prabowo seperti 2019," pungkasnya.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Sukri Tamma menyebutkan, paket Prabowo-Ganjar itu masih memungkinan apalagi survei keduanya teratas, tapi nanti dilihat siapa yang mau jadi wakil.
"Kedua tokoh ini (Prabowo-Ganjar) menginginkan presiden. PDIP ingin kadernya jadi Presiden, kader Gerindra juga mengatakan jika Prabowo Presiden," katanya.
Masih adanya beberapa bulan pendaftaran calon Presiden, kata dia, jika PDI Perjuangan dan Gerindra memilih untuk menyatu.
"Mana yang memungkinkan menang. Bisa jadi Prabowo-Ganjar atau Ganjar-Pranowo," ucapnya.
Sukri memberikan contoh, pada Pilpres 2019 Jokowi dan Prabowo bersebelahan, tapi saat Jokowi menjadi pemenangan orang nomor satu di Indonesia tersebut merangkul kembali Prabowo dengan memberikan jabatan sebagai Menteri Pertahanan Nasional.
"Ini mengajarkan kita dinamika politik kita masih memungkinkan," jelasnya. (Fahrullah-Suryadi/B)