Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Upaya Pemprov Sulsel Turunkan Emisi GRK

  • Bagikan
:Suasana Kegitan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Sulsel, Makassar, Hotel Claro, Selasa (30/5/2023). Foto: ABU HAMZAH/RAKYATSULSEL/A

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Indonesia telah berkomitmen untuk ikut berkontribusi dalam menjaga suhu global. Hal itu dilakukan dengan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030.

Program ini bertujuan untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) yang jadi pemicu suhu panas bumi meningkat.

Kepala Seksi SDHTL BPKHTL Wilayah VII Makassar Suleman Patiung menerangkan, dalam upaya penurunan GRK, Provinsi Sulsel memasang target 3,56 juta ton estimasi emisi karbondioksida equivalen (Co2-Eq) melalui berbagai kegiatan di sektor strategis.

"Upaya kita lakukan itu di sektor kehutanan, pertanian, energi, transportasi, pengelolaan limbah, serta kelautan dan pesisir," ujarnya di sela-sela kegiatan workshop yang digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) di Hotel Claro Makassar, Selasa (30/05/2023).

Ia menuturkan, dalam empat tahun terakhir (2019-2022) pihaknya telah melakukan aksi dengan penurunan emisi sebanyak 1.36 juta ton Co2-Eq.

Kata dia, luas hutan yang dimiliki Provinsi Sulsel dapat menjadikan sektor kehutanan sebagai penyumbang kontribusi penurunan emisi terbesar.

"Sebagai contoh, konservasi lingkungan yang dilakukan di Kawasan Kebun Raya Jompie,Kebun Raya Pucak Maros dan Kebun Raya Enrekang. Kawasan-kawasan ini dapat berkontribusi sebagai area penyerap karbon yang berperan penting dalam mitigasi iklim," ujar Suleman.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Sulsel Hasbi A Nur mengungkapkan, pemerintah provinsi tentunya sangat mendukung program nasional ini, sebagai bentuk partisipasi Sulsel dalam menjaga stabilitas lingkungan.

Dirinya mengemukakan pada workshop kedua ini akan menyusun rencana kerja. "Kita punya target 90 ton per hektare, itu kita ingin partisipasinya juga dari Provinsi Sulsel, kita disini berdasarkan rencana yang kami sementara lagi draft, dari target itu harapannya kita bisa lampui," sebutnya.

"Jadi rencananya ini baru disusun, ini sudah masuk penambahan tahap kedua nanti ada tahap ketiga nanti kita presentasi kan di KLHK itu, hasil rencana aksi ini akan kita konversi lagi ke RPJM, sehingga betul-betul menjadi program pemerintah provinsi Sulsel," imbuhnya.

Ia menerangkan target rencana yang ditetapkan untuk Sulsel sektiar 60 ribu hektare, sehingga target penurunan emisi karbondioksida lebih rendah dari target nasional.

"Kita tentunya berharap dari target itu, penurunannya kita bisa lebih dari nasional. Itu yang kita harapkan sampai tahun 2030," tuturnya.

Untuk memaksimalkan program ini, Hasbi mengajak seluruh pihak, khususnya masyarakat agar bertapartisipasi mewujudkan keberhasilan penurunan efek buruk GRK ini.

"Semua pihak harus berkontribusi termasuk masyarakat, tentunya bagaimna menjaga hutan, beradaptasi dengan perubahan, bagaimana mitigasinya paling penting itu bisa dilaksanakan oleh masyarakat," ucapnya.

Ia mengutarakan, walaupun masih pembahasan rencana kerja, pemerintah provinsi sudah melakukan upaya penurunan emisi melalui program Gubernur.

"Upaya yang kita lakukan, seperti perbaikan lahan yang kondisinya tidak bagus, kemudian kecendrungan yang merusak hutan itu kita antisipasi, penanaman-penanaman, termasuk program dari Gubernur seperti tanam mangrove, satu juta pohon oleh siswa, itu bagian dari upayanya," pungkasnya. (abu/B)

  • Bagikan

Exit mobile version