JAKARTA, RAKYATSULSEL - Dilema sedang dialami Indonesia dalam menghadapi masa depan Generasi Z (Gen Z). Sebab, generasi yang lahir dalam rentang 1997 hingga 2012 itu tumbuh di saat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan pengangguran meningkat.
Selain itu, mereka juga akan dihadapkan pada kenyataan bahwa kemiskinan Indonesia sebenarnya mencapai 40 persen jika dihitung menggunakan standar Bank Dunia. Belum lagi pelambatan ekonomi Indonesia dan ancaman pengaruh global yang masih tinggi.
Namun demikian, ekonom senior DR. Rizal Ramli tetap yakin Gen Z bisa menjadi bonus demografi, bukan beban. Hanya saja, ada catatan-catatan khusus yang perlu dilakukan oleh Indonesia dalam mempersiapkan diri menghadapi ledakan Gen Z.
Pertama, Menko Perekonomian era Gus Dur itu menjelaskan, jika pertumbuhan Indonesia bisa digenjot dan tidak stagnan di angka 5 persen seperti era Jokowi, maka jutaan lapangan pekerjaan baru akan terbuka.
“Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia 10 hingga 12 persen, maka akan ada tambahan 4 sampai 5 juta pekerjaan baru,” urainya kepada wartawan, Kamis pagi (8/6).
Pertanyaan selanjutnya, apakah Indonesia bisa mencapai pertumbuhan 10 hingga 12 persen?
Rizal Ramli menjawab, hal itu merupakan hal yang mudah dan bisa dikerjakan. Sebab, negara lain juga bisa mencapai pertumbuhan tersebut.
Indonesia, sambungnya, memiliki kekayaan alam luar biasa, cuaca yang membantu, dan rakyat yang terkenal rajin bekerja. Masalah utama hanya pada para pemimpin yang masih berkualitas KW 2, korup, dan pembohong.