MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Orwil Sulawesi Selatan Periode 2023 - 2028 menggelar Pelantikan Majelis Pengurus Wilayah ICMI Sulsel di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Jalan Urip Sumoharjo Makassar pada Sabtu, 10/6/2023.
Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (MPP ICMI), Prof Dr Arif Satria SP M.Si melantik secara resmi Majelis Pengurus Wilayah ICMI Provinsi Sulsel Periode 2023-2028, Sabtu siang 10 Juni 2023 di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel.
Pada prosesi pelantikan turut hadir Sekretaris Jenderal MPP ICMI, Dr Andi Yuliani Paris, M.Sc, Gubernur Sulsel diwakili oleh Plt Sekretaris Provinsi Sulsel, Andi Darmawan Bintang, para Rektor Perguruan Tinggi, para Pimpinan OKP, para tokoh masyarakat, para cendikiawan, dan para undangan lainnya.
Para Pengurus Wilayah ICMI Sulsel yang dilantik berjumlah 300 orang lebih dari berbagai lintas profesi dan latar belakang.
Ketua Umum MPP ICMI, Prof Dr Arif Satria SP M.Si, saat pelantikan mengatakan, ICMI Sulsel akan menjadi tuan rumah Silatnas Nasional 2024 yang rencana dilaksanakan pada bulan September 2024 dan penentuan waktu dan tempat tentu ada makna tersirat dan tersurat.
Salah satu rasionalnya adalah masa depan Indonesia berada di Kawasan Indonesia Timur. Wilayah Indonesia Timur menjadi episentrum pembangunan dan pertumbuhan. Mencapai kenyataan itu maka harus dihindari disparitas pembangunan.
Pembangunan Indonesia ke depan dengan episentrum di KTI maka langkah yang harus ditempuh adalah dengan melakukan industrialisasi.
Kehadiran ICMI adalah untuk melakukan penguatan pada kulitas sumber daya manusia. Transformasi masyarakat dilakukan sesuai dengan semangat zaman. Data terakhir menunjukkan ada sekitar 62 persen alumni SLTA yang tidak sempat lanjut perguruan tinggi.
Peran ICMI dituntut untuk melakukan komunikasi dengan perusahaan besar untuk menyediakan beasiswa bagi para alumni sehingga kualitas sumber daya manusia akan semakin lebih berkualitas lain.
Rektor IPB ini juga menekankan, menciptakan kualitas sumber daya manusia tidak cukup hanya lewat gerakan inspiratif tetapi diperlukan gerakan transformatif, terutama mendorong proses industrialisasi di Sulsel.