MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Biro Kegiatan Mahasiswa Fakultas (BKMF) Aksara Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Makassar (UNM) mengutus Tim Tari dan Tim Sastra ke Jogja dalam Forum Ilmu Pendidikan Jurusan Ilmu Pendidikan, 3-4 Juli 2023.
Tim Tari Aksara FIP UNM akan menampilkan Tarian Kebudayaan Tana Toraja di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) sebagai tuan rumah pelaksanaan forum. Sementara, Tim Sastra membawakan Aransemen Musikalisasi Puisi Melepas Matahari karya Suminto A. Sayuti.
Ketua Tim Tari Aksara FIP UNM, Chelyin Gloria Anugrah mengatakan Tarian dari Kebudayaan Tana Toraja ini lebih ke gerakan Tari Manggara Banua. Arti dari gerakan tersebut yakni Peresmian Rumah Tongkonan.
"Jadi tarian ini berangkat dari cerita tradisi masyarakat Toraja sebagai lagu suka menghatur syukur atas utuhnya segala prosesi pendirian rumah adat Toraja Tongkonan," ujar Chelyin Gloria Anugrah, Sabtu (1/7).
Lebih jauh, Chelyin menjelaskan, tarian ini berupa sebuah prosesi yaitu mengalir pada netra masyarakat dengan tiga tahapan. Mulai Ma’patorro (meletakkan) anak papa (bilah atap). Peletakan simbolis bilah atap sebagai tanda pekerjaan rumah telah selesai dan dimulainya acara syukuran.
"Pada hari matanna atau hari puncak yang menampilkan tari tarian ucapan syukur dan di hari ini beberap keluarga membawa hewan untuk disembelih menjadi menu makan bersama dan dibagikan kepada sanak keluarga dan masyarakat yang turut serta membntu dan memeriahkan," jelasnya.
"Terakhir, dilakukan ma’bubungngi yaitu mengumpulkan kembali sanak keluarga untuk bersilaturahmi agar tidak bercerai berai sebelum pulang ke rantauan atau rumah masing masing. Di hari terakhir ini kadang digelar adu ayam sebagai hiburan sekaligus simbol bahwa suku Toraja adalah sosok pemberani dan pantang menyerah di mana pun mereka berpijak dan merupakan kegiatan akhir dari kegiatan dari acara mangrara banua," tambahnya.
Ketua Tim Sastra, Aswar Munandar mengatakan pihaknya menampilkan garapan musikalisasi puisi Melepas Matahari. Yakni suatu garapan melankolis yang disajikan dalam alunan musik akustik.
"Jadi untuk garapan musiknya sendiri seluruhnya menggunakan alat akustik, juga tetap menggunakan alat khas Makassar, yaitu suling Makassar," sebut Aswar Munandar.
Ia mengutarakan, dalam musikalisasi puisi itu setiap pendengar dapat melakukan perjalanan rasa dengan interpretasi masing-masing terhadap kata yang berbaris rapi dalam untaian baitnya.
Sementara, Komposer Tim Aksara FIP UNM Arifin Manggau menjelaskan untuk Tari Mangrara Banua sendiri merupakan simbol sosialis masyarakat Sulawesi dimasa lampau. Hal itu merupakan simbol persatuan masyrakat dalam sebuah kehidupan sosial.
"Jadi Tarian ini mengangkat cerita kebiasaan masyarakat Toraja ketika telah mendirikan rumah Tongkonan yang tetap memperhatikan sosialisasinya dengan sanak saudara maupun para kerabat lainnya," jelasnya.
"Tak hanya sebagai simbol sosialisasi, rasa syukur terhadap pencipta juga tertuang dari penyelenggraan Mangrara Banua," tambahnya. (Abu Hamzah/B)